Selasa 11 Oct 2022 20:20 WIB

Antam Masih Punya Sumberdaya Nikel Hingga 1,4 Miliar WMT

Cadangan dan sumberdaya tersebut banyak tersebar di wilayah kerja Antam.

Rep: intan pratiwi/ Red: Hiru Muhammad
Proses pembakaran bijih nikel di PT Antam Tbk (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Proses pembakaran bijih nikel di PT Antam Tbk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang Tbk (Antam) siap menjadi pemain utama bahan baku baterai melalui cadangan nikel yang saat ini dipunya. Direktur Utama Antam, Nicho Kanter menjelaskan saat ini Antam mempunyai cadangan dan sumber daya yang besar.

Nicho menjelaskan saat ini cadangan nikel yang dimiliki Antam mencapai 390 juta wmt. 330 juta wmt merupakan jenis nikel yang diolah menjadi stainless steel dan 60 juta wmt merupakan nikel yang bisa diolah menjadi lemonite yang merupakan bahan baku utama baterai. "Sedangkan sumberdaya kami (resource) mencapai 1,4 miliar WMT dengan potensi pengembangan lemonite sebesar 500 juta wmt," ujar Nicho di JCC, Selasa (11/10/2022).

Baca Juga

Nicho menjelaskan cadangan dan sumberdaya tersebut banyak tersebar di wilayah kerja Antam. Seperti si Sulawesi Tengah, Papua Barat dan Ambon. "Dengan trend EV yang terus naik, maka Indonesia bisa menjadi pemain utama dari baterai ini dengan potensi cadangan yang kita punya,\" tambah Nicho.

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Tjahjana menjelaskan dengan pengolahan 100 ton limonite bisa menghasilkan 1,1 MWh baterai. Meski kata Agus, tidak hanya nikel saja, untuk bisa menjadi baterai tetap membutuhkan lithium dan mangan. Dengan kekuatan sumberdaya utama yang ada, maka Agus memastikan Indonesia bisa menjadi pemain besar industri baterai.

"Saat ini sudah ada lima perusahaan yang bermain di kompetisi ini. Dengan total rencana membangun pabrik nikel dengan kapasitas 240 ribu ton per tahun. Jika ditambah IBC, maka kita bisa menjadi pemain nikel nomer 2 di dunia," ujar Agus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement