REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Ratusan warga Venezuela bertebaran di jalan-jalan Kota Las Tejerias pada Selasa (11/10/2022). Mereka menggali dan mencari kerabat yang hilang di tengah meningkatnya jumlah korban tewas akibat banjir pada akhir pekan lalu.
Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez mengatakan, 43 orang dipastikan tewas dalam bencana itu. Sementara Presiden Nicolas Maduro sebelumnya mengatakan, sebanyak 100 orang mungkin tewas. Menurut Maduro, sekitar 56 orang masih dilaporkan hilang. Listrik dan jaringan telepon seluler di Las Tejerias telah dipulihkan, namun air bersih masih belum mengalir.
"Kami kehilangan segalanya," kata seorang warga, Yolisman Marin, yang berada di tempat penampungan bersama suami dan dua anaknya.
Banjir membawa lumpur, batu, pohon, dan puing-puing lainnya ke kota di negara bagian Aragua, Venezuela. Banjir juga menghancurkan rumah dan bisnis.
Pejabat pemerintah yang mengunjungi Las Tejerias berjanji untuk memulihkan semua rumah dan bisnis yang terkena dampak. Para pejabat memperkirakan, lebih dari 1.000 rumah hancur atau rusak.
Pengungsi lainnya, Gabriel Castillo menceritakan pencariannya untuk mencari tanda-tanda keberadaan ibunya di antara lumpur. Castillo terbangun karena suara banjir. Dia meninggalkan rumah untuk melihat apa yang terjadi, tetapi ibu dan bibinya masih berada di dalam rumah ketika tertimbun lumpur.
Pada Selasa (11/10/2022), Jennifer Galendez, (46 tahun), menguburkan cucunya yang berusia satu tahun bernama Estefania. Cucunya tenggelam setelah air banjir menyapu rumahnya. Sementara suami Galendez, yang kakinya diamputasi karena diabetes, masih belum ditemukan.