REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Sekitar 477 paus pilot mati setelah terdampar di dua pantai terpencil Selandia Baru selama beberapa hari terakhir. Tidak ada satu pun dari paus yang terdampar dapat diapungkan kembali dan semuanya mati secara alami atau di-eutanasia.
Paus-paus itu terdampar di Chatham Islands yang merupakan rumah bagi sekitar 600 orang dan terletak sekitar 800 kilometer di sebelah timur pulau-pulau utama Selandia Baru. Departemen Konservasi mengatakan, 232 paus terdampar di Tupuangi Beach pada Jumat (7/10/2022) dan 245 lainnya di Waihere Bay pada Senin (10/10/2022).
Kematian itu terjadi dua minggu setelah sekitar 200 paus pilot mati di Australia usai terdampar di pantai terpencil Tasmania. “Peristiwa ini adalah situasi yang sulit dan menantang,” tulis Departemen Konservasi dalam sebuah posting Facebook.
“Meski merupakan kejadian alam, namun tetap saja menyedihkan dan menyulitkan pihak yang membantu," katanya.
Manajer umum sebuah kelompok nirlaba yang membantu menyelamatkan paus Project Jonah Daren Grover menyatakan, lokasi terpencil dan keberadaan hiu di perairan sekitarnya membuat mereka tidak dapat memobilisasi sukarelawan untuk mencoba mengapungkan kembali paus. Pada masa lalu, relawan biasanya bisa mengapungkan kembali paus yang sudah terdampar.
"Kami tidak secara aktif mengapung kembali paus di Chatham Islands karena risiko serangan hiu terhadap manusia dan paus itu sendiri, jadi eutanasia adalah pilihan yang paling baik,” kata penasihat teknis kelautan untuk departemen konservasi Dave Lundquist.
Paus pilot yang terdampar secara massal cukup umum di Selandia Baru, terutama selama bulan-bulan musim panas. Para ilmuwan tidak tahu persis apa yang menyebabkan paus terdampar, meskipun tampaknya sistem lokasi yang paus miliki atau ekolokasi dapat dikacaukan oleh pantai berpasir yang landai.
“Mereka mengandalkan ekolokasi mereka, namun itu tidak memberi tahu mereka bahwa mereka kehabisan air,” kata Grover.
Grover mengatakan, ada banyak makanan untuk paus di sekitar Dave Lundquist dan saat mereka berenang lebih dekat ke daratan. Mereka akan segera menemukan diri berpindah dari perairan yang sangat dalam ke dangkal.
“Mereka semakin dekat dan semakin dekat ke pantai dan menjadi bingung. Air pasang kemudian bisa turun dari bawah mereka dan sebelum mereka menyadarinya, mereka terdampar di pantai," ujar Grover.
Karena lokasi pantai yang terpencil, bangkai paus tidak akan dikubur atau ditarik ke laut, seperti yang sering terjadi, tetapi akan dibiarkan membusuk. “Alam adalah pendaur ulang yang hebat dan semua energi yang tersimpan di dalam tubuh semua paus akan dikembalikan ke alam dengan cukup cepat,” kata Grover.