Kamis 13 Oct 2022 08:12 WIB

AS akan Kurangi Ketergantungan pada Rantai Pasok China

AS akan memperdalam integrasi dengan Uni Eropa, Indo-Pasifik, dan negara berkembang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Menteri Keuangan Janet Yellen berbicara dalam pertemuan tahunan IMF dan Kelompok Bank Dunia 2022 di Washington, Rabu, 12 Oktober 2022.
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Menteri Keuangan Janet Yellen berbicara dalam pertemuan tahunan IMF dan Kelompok Bank Dunia 2022 di Washington, Rabu, 12 Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen pada Rabu (12/10/2022) mengatakan, Amerika Serikat sedang bekerja untuk menopang rantai pasokannya dan menjaga dari "pemaksaan geopolitik" oleh Rusia dan China. Menurut Yellen, Washington berupaya untuk memperdalam integrasi dengan Uni Eropa dan negara-negara Indo-Pasifik, termasuk pasar negara berkembang dan negara berkembang.

"Kami tahu biaya persenjataan perdagangan Rusia sebagai alat pemaksaan geopolitik, dan kami harus mengurangi kerentanan serupa dengan negara-negara seperti China," kata Yellen.

Baca Juga

Yellen dan pejabat pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan, AS perlu mengurangi ketergantungan pada rantai pasokan China dan melawan perilaku buruk Beijing dalam ekonomi global. Yellen mengatakan, Washington sedang berupaya untuk mengurangi "ketergantungan ekstrem" perusahaan AS pada semikonduktor dari Taiwan dan teknologi lainnya, termasuk panel surya atau komponen penting untuk baterai kendaraan listrik buatan China dan beberapa negara lain.

"Menjalin pertemanan tidak dimaksudkan untuk menjadi segelintir negara. Ini tidak dimaksudkan untuk menjadi proteksionisme. Ini adalah sesuatu yang dimaksudkan untuk (mendapatkan) keragaman, tetapi tetap mendapatkan manfaat dari perdagangan," kata Yellen.

Pada September lalu, Perwakilan Dagang AS Katherine Tai menyuarakan keprihatinan tentang kebijakan dan praktik ekonomi non-pasar dan paksaan ekonomi China. Hal ini diungkpakan selama pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Inggris untuk Perdagangan Internasional, Kemi Badenoch.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement