Kamis 13 Oct 2022 11:10 WIB

Protes Tingkatkan Ketegangan di Yerusalem dan Tepi Barat

Seorang warga Palestina meninggal di dekat kota selatan Hebron.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Warga Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Israel di kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem, Rabu, 12 Oktober. 2022. Polisi Israel telah beroperasi di kamp pengungsi Shuafat di sektor timur Yerusalem untuk memburu tersangka dalam serangan penembakan mematikan di sebuah pos pemeriksaan pada hari Minggu yang menewaskan seorang tentara.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Warga Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Israel di kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem, Rabu, 12 Oktober. 2022. Polisi Israel telah beroperasi di kamp pengungsi Shuafat di sektor timur Yerusalem untuk memburu tersangka dalam serangan penembakan mematikan di sebuah pos pemeriksaan pada hari Minggu yang menewaskan seorang tentara.

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Ratusan orang memprotes di pos pemeriksaan ke sebuah kamp pengungsi di Yerusalem dan bentrokan antara warga Palestina dengan pasukan keamanan Israel pecah di Tepi Barat pada Rabu (12/10/2022). Seorang warga Palestina meninggal di dekat kota selatan Hebron.

Kekerasan menyebar ke jalan-jalan di Yerusalem Timur. Polisi Israel mengatakan, mereka bentrok dengan perusuh dan menangkap beberapa orang yang membakar ban, melemparkan batu ke mobil yang lewat, dan menyerang petugas.

Baca Juga

Insiden itu berlanjut selama berbulan-bulan dari peningkatan ketegangan yang semakin dalam sejak pasukan Israel memulai tindakan keras di wilayah pendudukan Tepi Barat pada akhir Maret. Lebih dari 100 warga Palestina meninggal tahun ini, sebagian besar sejak tentara melancarkan operasinya.

Operasi yang digelar petugas keamanan Israel ditandai dengan serangkaian serangan dan bentrokan hampir setiap hari dengan kelompok-kelompok Palestina di kota-kota Tepi Barat seperti Nablus dan Jenin. Protes terbaru meletus ketika pasukan keamanan melanjutkan perburuan pembunuh seorang tentara berusia 18 tahun.

Petugas ini ditembak saat bertugas di sebuah pos pemeriksaan ke kamp pengungsi Shuafat, sebuah daerah yang dibangun dengan padat di pinggiran utara Yerusalem yang merupakan rumah menjadi sekitar 60 ribu orang. Daerah itu telah diblokade selama berhari-hari karena polisi telah memberlakukan pemeriksaan kendaraan yang ketat dan menyisir jalan-jalan dan rumah-rumah untuk mencari penembak.

Antrean panjang mobil terbentuk di pos pemeriksaan yang mengarah keluar dari daerah tersebut pada Rabu. Sementara sekelompok pemuda melemparkan batu ke polisi dan membakar wadah sampah, mengirimkan gumpalan asap hitam mengepul ke langit.

Bentrokan juga pecah di kota-kota di Tepi Barat, termasuk Betlehem dan Nablus, dengan pasukan keamanan memblokir jalan-jalan ke kota. Di sekitar kota selatan Hebron, pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang melemparkan batu ke arah mobil di jalan raya, mengenai setidaknya satu orang. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, seorang anak berusia 18 tahun telah meninggal setelah dipukul di bagian perut.

Operasi militer dan konfrontasi yang sering antara warga Palestina dan pemukim Israel di Tepi Barat telah memicu kemarahan yang meningkat di kalangan pemuda Palestina yang telah melemparkan batu dan bom molotov ke tentara. Seorang tentara Israel kedua tewas di dekat pemukiman Yahudi antara Jenin dan Nablus pada Selasa (11/10/2022).

Banyak toko di Yerusalem Timur dan sebagian Tepi Barat ditutup sebagai tanda protes pada Rabu, sementara sekolah swasta juga menyuruh murid untuk tinggal di rumah. "Pemogokan itu dalam solidaritas dengan kamp pengungsi Shuafat dan bagaimana hal itu ditangani," kata warga Yerusalem Khaled Alqam.

"Sepertinya ini akan menjadi awal dari pembangkangan sipil (kampanye), dan mari kita berharap yang terbaik," ujarnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement