Kamis 13 Oct 2022 12:53 WIB

Majelis PBB Sepakat Mengutuk Pencaplokan Rusia Atas Empat Wilayah Ukraina

Pencaplokan oleh Rusia dinilai melanggar kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Monitor video menunjukkan suara negara anggota di Majelis Umum PBB mendukung resolusi yang mengutuk referendum ilegal Rusia di Ukraina, Rabu 12 Oktober 2022 di markas besar PBB.
Foto:

Tapi MU PBB memberikan suara dengan selisih yang jauh lebih kecil pada 7 April untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB yang berbasis di Jenewa. Resolusi ini berdasarkan  tuduhan tentara Rusia di Ukraina terlibat dalam pelanggaran hak yang disebut AS dan Ukraina sebagai kejahatan perang. Hasil pemungutan suara hanya 93-24 dengan 58 abstain.

Bahkan, sebuah resolusi 2014 yang menegaskan integritas teritorial Ukraina dan menyatakan referendum yang mengarah pada aneksasi Rusia atas Semenanjung Krimea secara ilegal pun tidak mendapatkan banyak dukungan. Resolusi itu diadopsi dengan pemungutan suara 100-11 dengan 58 abstain.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan, pemungutan suara itu menunjukkan dunia lebih bersatu dan lebih bertekad dari sebelumnya untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas pelanggarannya. Menurutnya itu adalah pesan yang jelas bahwa Rusia tidak dapat menghapus negara berdaulat dari peta.

"Tidak dapat mengubah perbatasan dengan paksa,” katanya.

Hasil luar biasa kali ini pun melahirkan pendukung mengejutkan dengan suara "ya" dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan anggota Dewan Kerjasama Teluk lainnya, serta Brasil. Bahkan hasil ini muncul setelah Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengimbau negara-negara untuk memberikan suara menentang resolusi tersebut.

photo
Presiden Rusia Vladimir Putin, tengah, berbicara sementara Leonid Pasechnik, pemimpin Republik Rakyat Luhansk yang memproklamirkan diri, kiri, Denis Pushilin, pemimpin Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri, kedua kiri, kepala Wilayah Kherson yang ditunjuk Moskow Vladimir Saldo, kedua kanan, dan kepala wilayah Zaporizhzhia yang ditunjuk Moskow Yevgeny Balitsky, kanan, berdiri di dekatnya selama perayaan menandai penggabungan wilayah Ukraina untuk bergabung dengan Rusia di Lapangan Merah di Moskow, Rusia, Jumat, 30 September 2022. Penandatanganan perjanjian-perjanjian yang menjadikan keempat wilayah itu sebagai bagian dari Rusia mengikuti penyelesaian referendum yang diatur oleh Kremlin. - (Sergei Karpukhin, Sputnik, Kremlin Pool Photo)

Nebenzia menyebutnya sebagai dokumen yang dipolitisasi dan provokatif secara terbuka dan mencela sponsornya sebagai pemeras Barat yang tidak bermoral. Dia menyatakan penyesalannya bahwa pemungutan suara tidak dilakukan dengan pemungutan suara rahasia, seperti yang diinginkan Rusia. Nebenzia mengulangi klaim Rusia bahwa referendum itu valid, dengan mengatakan penduduk di wilayah ini tidak ingin kembali ke Ukraina.

Sedangkan empat negara yang tetap mendukung Rusia dalam pemungutan suara menentang resolusi tersebut adalah Korea Utara, Belarusia, Suriah, dan Nikaragua. Alasan Korea Utara menentang, menurut Duta Besar Korea Utara Kim Song, negara itu mendukung penentuan nasib sendiri rakyat di empat wilayah yang dianeksasi oleh Rusia. Sikap ini dinilai sebagai hak yang dilindungi dalam Piagam PBB dan menyatakan hasilnya harus dihormati.

Kim menuduh AS dan negara-negara Barat secara brutal melanggar kedaulatan dan integritas teritorial bekas Yugoslavia, Afghanistan, Irak dan Libya dengan dalih mempromosikan perdamaian dan keamanan internasional tanpa pernah mempertanyakan tindakannya oleh DK. Dia berpendapat bahwa campur tangan AS dalam urusan internal negara terus berlanjut di abad ke-21.

Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya menyatakan penyesalan yang mendalam bahwa keempat negara membuat pilihan yang salah terhadap Piagam PBB. Dia mendesak mereka untuk mempertimbangkan kembali komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip PBB. Sedangkan 35 negara yang abstain, 19 negara di antaranya berasal dari Afrika, termasuk Afrika Selatan. Cina dan India juga abstain bersama dengan Pakistan dan Kuba.

 

MU PBB kini telah menyetujui empat resolusi yang mengkritik Rusia atas Ukraina. Suaranya mencerminkan opini dunia tetapi tidak mengikat secara hukum. Sedangkan Dewan Keamanan (DK) PBB yang mengikat secara hukum, telah terhalang untuk mengambil tindakan karena hak veto Rusia, yang digunakannya pada 29 September untuk memblokir kecaman atas upaya Rusia untuk mencaplok wilayah Ukraina.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement