Kamis 13 Oct 2022 17:35 WIB

Rusia: Aksesi Ukraina ke NATO Bisa Picu Perang Dunia III

Aksesi Ukraina ke NATO akan secara otomatis membuka pintu bagi keterlibatan Barat

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
NATO
Foto: [ist]
NATO

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia kembali memperingatkan tentang aksesi Ukraina ke Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Moskow menyebut, hal itu dapat memicu Perang Dunia III.

“Kiev sangat menyadari bahwa langkah seperti itu (bergabung dengan NATO) berarti jaminan eskalasi ke Perang Dunia III,” kata Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Alexander Venediktov saat diwawancara kantor berita Rusia, TASS, Kamis (13/10/2022).

Dia menjelaskan, aksesi Ukraina ke NATO akan secara otomatis membuka pintu bagi keterlibatan Barat dalam konflik yang kini sedang berlangsung. Sebab dalam Pasal 5 NATO disebutkan bahwa serangan terhadap satu anggota sama dengan serangan ke seluruh anggota.

“Anggota NATO sendiri memahami sifat bunuh diri dari langkah ini (merangkul Ukraina jadi anggota NATO),” kata Venediktov.

Ia menegaskan, hingga saat ini posisi Rusia dalam merespons keinginan Ukraina bergabung ke NATO masih tetap sama. “Posisi Rusia tetap tidak berubah: aksesi Ukraina ke NATO atau aliansi lain yang dibentuk di bawah naungan Amerika Serikat (AS) tidak dapat diterima lagi,” ujarnya.

Pada 30 September lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara resmi mengajukan permohonan aksesi “jalur cepat” ke NATO. Langkah itu diambil setelah Rusia secara resmi menganeksasi empat wilayah Ukraina, yakni Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan terima kasih kepada warga dari keempat wilayah itu yang telah memilih bergabung dengan Rusia dalam referendum yang digelar pada 23-27 September lalu. Pada 23 hingga 27 September lalu, Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia. Moskow mengklaim, sekitar 98 persen pemilih dalam referendum setuju untuk bergabung.

Ukraina dan sekutu Barat-nya menolak hasil referendum tersebut. Mereka menilai referendum itu telah diatur sedemikian rupa hasilnya oleh Moskow. Kendati ditolak dan ditentang, Rusia tetap melanjutkan rencananya untuk “merebut” keempat wilayah itu. Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia mewakili 15 persen dari luas wilayah Ukraina. Jika digabung, luasnya setara dengan luas Portugal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement