REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Api besar berkobar di sebuah penjara terkenal, tempat tahanan politik dan aktivis anti-pemerintah ditahan di ibu kota Iran, pada Sabtu (15/10/2022). Ledakan ini melukai sedikitnya sembilan orang. Video yang beredar di media lokal melaporkan, terjadi tembakan di tengah aksi protes nasional yang memasuki minggu kelima.
Kantor berita IRNA yang dikelola negara melaporkan, ada bentrokan antara tahanan di satu bangsal dan penjaga penjara. Seorang pejabat keamanan senior mengatakan, para tahanan membakar gudang yang penuh dengan seragam penjara, sehingga menyebabkan kebakaran. Pejabat itu mengatakan, "para perusuh" dipisahkan dari tahanan lain untuk meredakan konflik.
Pejabat itu mengatakan, situasi sepenuhnya terkendali dan petugas pemadam kebakaran sedang memadamkan api. Jaksa Teheran, Ali Salehi mengatakan, kerusuhan itu tidak terkait dengan protes yang melanda negara selama empat minggu terakhir.
IRNA melaporkan sembilan orang terluka, dan menerbitkan video yang menunjukkan puing-puing berserakan di sekitar sebuah bangunan, dan petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan bara api.
Dalam rekaman video menunjukkan, terdengar tembakan saat gumpalan asap membumbung ke langit di tengah suara alarm. Sebuah aksi protes pecah di jalanan setelah serangan tersebut. Sebagian besar pengunjuk rasa meneriakkan "Matilah Diktator!", yang mengacu pada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Mereka juga membakar ban.
Saksi mata mengatakan, polisi memblokir jalan dan jalan raya ke penjara Evin. Setidaknya tiga ledakan kuat terdengar dari daerah tersebut. Lalu lintas terpantau padat di sepanjang jalan raya utama dekat penjara, yang berada di utara ibu kota. Banyak orang membunyikan klakson untuk menunjukkan solidaritas mereka dengan protes.
Polisi anti huru hara terlihat mengendarai sepeda motor menuju penjara, termasuknambulans dan truk pemadam kebakaran. Saksi mata melaporkan, internet diblokir di daerah tersebut.
Pusat Hak Asasi Manusia di Iran melaporkan, konflik bersenjata pecah di dalam tembok penjara. Tembakan pertama kali terdengar di Bangsal 7. Namun informasi ini tidak dapat dikonfirmasi.
Penjara Evin merupakan tahanan yang menghadapi tuduhan terkait keamanan, termasuk warga negara ganda. Fasilitas tersebut telah lama dikenal untuk menahan tahanan politik, serta mereka yang memiliki hubungan dengan Barat.
Seorang Iran-Amerika, Siamak Namazi, belum lama ini kembali masuk ke Penjara Evin. Dia adalah anak dari Baquer Namazi, yang sebelumnya juga mendekam di tahanan. Baquer telah dibebaskan dan diizinkan meninggalkan negara itu.
Seorang pengacara untuk Namazi, Jared Genser, mengatakan, Siamak Namazi dalam kondisi aman. Dia telah dipindahkan ke area yang aman di Penjara Evin.
Pada 2018, Penjara Evin pernah terkena sanksi AS. “Tahanan yang ditahan di Penjara Evin tunduk pada taktik brutal yang dilakukan oleh otoritas penjara, termasuk serangan seksual, serangan fisik, dan sengatan listrik,” tulis Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan setelah mengumumkan sanksi pada 2018.
Setelah menerima informasi mengenai ledakan pada Sabtu, Departemen Luar Negeri AS mengikuti perkembangan laporan di lapangan dengan cermat. Departemen melakukan kontak dengan Swiss sebagai kekuatan pelindung AS. Juru bicara Departeme Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan, Iran bertanggung jawab penuh atas keselamatan warga negara AS yang ditahan secara salah, dan harus segera dibebaskan.