REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM — Yahudi fanatik pada hari terakhir libur Sukkot Yahudi, menyerbu tempat suci umat Islam, Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem. Serbuan mereka bahkan dilindungi polisi Israel, yang mana telah memprovokasi umat Muslim Palestina.
Menurut Departemen Wakaf Islam, yang bertanggung jawab atas tempat-tempat suci Muslim di Yerusalem, polisi juga mencegah masuknya Muslim di bawah usia 50 tahun ke situs suci mereka.
Para polisi itu, bahkan memaksa Muslim lebih muda, yang sudah berada di dalam kompleks bertembok, untuk meninggalkannya saat kaum fanatik Yahudi bersiap untuk merangsek masuk.
“Lusinan Yahudi fanatik berjalan di sekitar halaman Kompleks Masjid Al-Aqsa, terutama bagian timurnya, di mana mereka melakukan ritual Yahudi yang melanggar aturan tetap yang mengatakan non-Muslim tidak akan diizinkan untuk melakukan ritual keagamaan apa pun di Masjid Al Aqsa,” kata Pejabat Wakaf dilansir dari Wafa, Senin (17/10/2022).
Polisi, sementara itu, memberikan perlindungan kepada para penyusup dan menjaga jarak dari kaum fanatik, terutama wanita yang beribadah di lokasi tersebut.
Di luar gerbang Kompleks Al-Aqsa, polisi juga mendorong Muslimah yang dilarang memasuki area Masjid dan berjaga-jaga di gerbang menuju kompleks, menjauh dari gerbang untuk memfasilitasi ritual bagi para kaum fanatik Yahudi. Mereka beribadah selama sepekan penuh pada hari raya Yahudi di gerbang menuju Kompleks Al Aqsa.
Polisi juga memaksa pemilik toko Palestina di Kota Tua untuk menutup toko mereka ketika ratusan orang Yahudi fanatik berbaris secara provokatif di gang-gang Kota Tua itu.
Sementara itu, secara terpisah, ribuan warga Yordania melakukan demo besar-besaran di pusat kota Amman pada Jumat (14/10/2022) dalam rangka solidaritas dengan Masjid Al Aqsa dan untuk mengecam provokasi Israel terhadap jamaah di kompleks Islam.
Seperti dilansir Middle East Monitor pada Ahad (16/10/2022) Forum Nasional untuk Mendukung Perlawanan dan Melindungi Tanah Air menyerukan protes.
Para pengunjuk rasa menyerukan pengusiran duta besar Israel untuk Amman dan membatalkan perjanjian damai dengan pendudukan Israel, yang mempraktikkan pelanggaran setiap hari, membunuh dan mengusir warga Palestina.
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dan plakat mengutuk agresi pasukan pendudukan Israel dan pemukim terhadap Palestina.
Mereka juga mengutuk serangan Israel yang terus menerus dan penodaan terhadap Masjid Al Aqsa.
Pengunjuk rasa menekankan bahwa Al Aqsa adalah simbol agama yang sangat dihormati untuk semua Muslim di seluruh dunia.
Para pengunjuk rasa menganggap agresi Israel di Masjid Al Aqsa sebagai agresi mencolok terhadap kedaulatan Yordania atas situs-situs keagamaan di kota suci.
Sekretaris Jenderal Front Aksi Islam, Murad Adayleh, menyerukan pemerintah Yordania untuk mendukung rakyat Palestina melawan pelanggaran Israel.
"Kami akan terus mendukung Masjid Al Aqsa dan para jamaah di tempat suci. Kami menyerukan kepada orang-orang Arab dan Muslim untuk mendukung perlawanan Palestina di kamp pengungsi Shu'fat dan semua daerah lain di seluruh Palestina yang diduduki," tambahnya.
Sumber: wafa