REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Organisasi Hak Asasi Manusia telah menyerukan badan-badan internasional untuk membuka penyelidikan atas kematian 10 pasien kanker anak di daerah Yaman, yang diduga meninggal setelah mereka diberi obat kedaluwarsa.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi mengatakan pada Jumat (14/10/2022) bahwa setidaknya 10 anak yang dirawat karena leukemia di Sanaa, meninggal setelah mendapatkan obat yang sudah terkontaminasi bakteri.
“Obat itu telah melewati tanggal kedaluwarsa,” kata sumber medis di Sanaa mengatakan kepada AFP meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.
Dilansir dari Alaraby, Senin (17/10/2022), dalam sebuah pernyataan bersama, kelompok hak asasi SAM Organization for Rights and Freedoms, American Center for Justice, dan Jusoor Organization menyerukan pada untuk "sebuah komite dari Organisasi Kesehatan Dunia, UNICEF dan ahli kesehatan Yaman dengan keahlian dan kemandirian untuk menyelidiki bencana medis"
Houthi, yang menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, menyalahkan tragedi itu pada blokade udara dan laut koalisi pimpinan Saudi di Yaman.
Tetapi tiga kelompok hak asasi menuduh pemberontak Houthi mengkambinghitamkan, menganggapnya sebagai "upaya tidak etis untuk menghindari tanggung jawab hukum atas kejahatan ini, yang harus diselidiki oleh pihak netral"
Mereka juga memperingatkan bahwa jumlah korban tewas tampaknya akan meningkat.
Beberapa dokter di Sanaa mengatakan, pejabat Houthi diam-diam bekerja sama dengan penyelundup obat-obatan. Mereka sering menjual pengobatan kedaluwarsa ke klinik swasta dari gudang penyimpanan di seluruh negeri. Kementerian Kesehatan di Sanaa mengkonfirmasi bahwa penyelidikannya menemukan ada kontaminasi bakteri dalam kemasan obat-obatan kedaluwarsa.
"Ada kontaminasi bakteri dalam wadah yang digunakan untuk obat," ujar pernyataan Kementerian Kesehatan, dilansir Middle East Monitor, Ahad (16/10).
Sebuah sumber di Sanaa yang berbicara dengan syarat anonim memperkirakan, jumlah anak yang terkena dampak obat kedaluwarsa bisa lebih dari 19, karena ada 50 anak di unit yang sama. Keluarga anak-anak tersebut menolak untuk berbicara kepada media, karena takut asa reaksi balas dendam oleh Houthi.
Sektor kesehatan di Yaman, negara termiskin di dunia Arab, telah hancur oleh perang bertahun-tahun antara pemberontak dan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, yang didukung koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi.
Perang ini telah merenggut nyawa ratusan ribu orang, banyak melalui penyebab tidak langsung seperti kelaparan dan penyakit.
Menurut laporan PBB, perang di Yaman telah mengakibatkan kematian lebih dari 377 ribu orang. Ribuan orang meninggal karena makanan dan air yang terkontaminasi atau kelaparan.
Sumber: alaraby