Rabu 19 Oct 2022 05:55 WIB

Uni Eropa Jaga Harga Energi Di Tengah Inflasi

Pemimpin Uni Eropa memasuki pekan yang cukup penting untuk memastikan harga energi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Seorang pekerja berjalan di samping ketel di pabrik R-CUA perusahaan Prancis, di Strasbourg, Prancis timur, Jumat, 7 Oktober 2022. Krisis energi Eropa dan memburuknya masalah iklim telah mempercepat upaya perusahaan, dan sekarang bertujuan untuk meninggalkan semua penggunaan bahan bakar fosil dan mengandalkan 100% pada energi daur ulang pada tahun 2050.
Foto:

Kelompok serikat pekerja Eropa, ETUC mengatakan, upah yang disesuaikan dengan inflasi telah turun 9 persen di setiap negara anggota Uni Eropa tahun ini. Sementara itu, keuntungan perusahaan terus meningkat, bahkan mencapai 6,5 persen di Rumania.

“Orang-orang kehilangan makanan, dan harus membatalkan kegiatan rekreasi. Keluarga harus memilih antara mengisi (bahan bakar) untuk mobil mereka atau menyalakan pemanas,” kata anggota parlemen Uni Eropa dari kelompok kiri, Manon Aubry.

Untuk mengatasi potensi gejolak sosial, para pemimpin Uni Eropa menyetujui sistem pengumpulan pembelian gas. Langkah ini bertujuan untuk memastikan negara-negara anggota berhenti menawar satu sama lain, sehingga dapat meningkatkan cadangan dan mendorong harga energi secara keseluruhan.

Untuk mengatasi ancaman kegagalan bisnis dan penurunan industri, negara-negara Uni Eropa secara mandiri mulai mensubsidi sektor-sektor yang terdampak. Jerman menggelontorkan anggaran sebesar 200 miliar euro untuk mensubsidi sektor industri agar dapat melewati dua musim dingin berikutnya. Meski subsidi industri ini mendapat kecaman, menjaga roda industri Jerman tetap berjalan juga dapat menguntungkan semua pihak. Karena Jerman merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Eropa.

“Biasanya apa yang baik untuk Jerman, jug baik untuk kami,” kata De Croo.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement