Rabu 19 Oct 2022 08:00 WIB

Iran Sepakat Tambah Pasokan Drone ke Rusia

Perjanjian disepakati pada 6 Oktober dimana Iran mengirim rudal Fateh dan Zolfaghar.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Foto tak bertanggal yang dirilis oleh Direktorat Komunikasi Strategis militer Ukraina ini menunjukkan puing-puing dari apa yang digambarkan Kyiv sebagai pesawat tak berawak Iran yang jatuh di dekat Kupiansk, Ukraina. Militer Ukraina mengklaim pada 13 September 2022, untuk pertama kalinya mereka menemukan drone bunuh diri yang dipasok Iran yang digunakan oleh Rusia di medan perang.
Foto: Ukrainian military's Strategic Communications
Foto tak bertanggal yang dirilis oleh Direktorat Komunikasi Strategis militer Ukraina ini menunjukkan puing-puing dari apa yang digambarkan Kyiv sebagai pesawat tak berawak Iran yang jatuh di dekat Kupiansk, Ukraina. Militer Ukraina mengklaim pada 13 September 2022, untuk pertama kalinya mereka menemukan drone bunuh diri yang dipasok Iran yang digunakan oleh Rusia di medan perang.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Dua orang pejabat senior dan dua diplomat Iran mengatakan Teheran berjanji akan menyediakan lebih banyak rudal udara ke udara untuk Rusia. Langkah ini tampaknya akan menambah kemarahan Amerika Serikat (AS) dan kekuatan-kekuatan Barat.

Dua orang pejabat itu mengatakan perjanjian sudah disepakati pada 6 Oktober lalu ketika Wakil Presiden Iran Mohammad Mokhber, dua pejabat senior Garda Revolusi dan seorang pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Iran berkunjung ke Moskow. Mereka membahas pengiriman senjata dengan Rusia.

Baca Juga

"Rusia meminta lebih banyak drone dan rudal balistik Iran yang akurasinya sudah ditingkatkan, terutama keluarga rudal Fateh dan Zolfaghar," kata salah satu diplomat yang mendapat pengarahan tentang kunjungan pejabat-pejabat Iran ke Moskow, Selasa (18/10/2022).

Pejabat pemerintah Barat yang menerima pengarahan soal itu mengkonfirmasinya. Ia mengatakan terdapat kesepakatan antara Rusia dan Iran untuk menyediakan lebih banyak rudal balistik jarak pendek termasuk Zolfaghar.

Salah satu drone yang Iran setujui untuk kirim adalah Shahed-134, senjata delta-bersayap yang digunakan sebagai pesawat tanpa awak "kamikaze". Drone itu membawa hulu ledak yang meledak saat menabrak target.

Rudal balistik udara-ke-udara jarak pendek Iran, Fateh-110 dan Zolfaghar dapat mengenai target sejauh antara 300 sampai 700 kilometer. Diplomat Irak menolak penilaian pemerintah Barat yang mengatakan kesepakatan itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2015.

"Di mana drone-drone itu digunakan bukan masalah penjual, kami tidak berpihak dalam krisis Ukraina seperti Barat, kami ingin krisis ini berakhir melalui jalur diplomatik," kata diplomat tersebut.

Ukraina melaporkan beberapa pekan terakhir Rusia menggunakan drone Shahed-136 dalam serangan udaranya ke kota-kota Ukraina. Kementerian Luar Negeri Iran membantah laporan Rusia menggunakan drone dan senjata lain yang dipasok Iran di Ukraina.

Sementara Kremlin membantah pasukannya menggunakan drone-drone Iran untuk menggelar serangan di Ukraina. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov ditanya apakah Rusia menggunakan drone Iran dalam invasi ke Ukraina. Ia menjawab Kremlin tidak memiliki informasi tentang penggunaannya.

"Peralatan yang digunakan Rusia nomenklatur Rusia, semua pertanyaan lebih lanjut harus diarahkan ke Kementerian Pertahanan," katanya.

Kementerian belum menanggapi permintaan komentar. Munculnya drone Iran dalam perang Rusia di Ukraina menambah ketegangan antara Iran dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement