REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Perdana Menteri baru Swedia Ulf Kristersson pada Kamis (20/10/2022) menegaskan kembali komitmennya soal kesepakatan yang ditandatangani antara Swedia, Finlandia, dan Turki tentang aksesi NATO negara-negara Nordik.
“Kami sangat berkomitmen pada kesepakatan antara Swedia dan Finlandia dan Turki, dan kami melakukan segala yang kami bisa sesegera mungkin untuk memenuhi semua kewajiban di dalamnya,” kata Ulf Kristersson dalam konferensi pers bersama dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Perang melawan terorisme sangat penting, kata Kristersson, sambil menambahkan: “Kami sekarang menerapkan undang-undang baru dan itu akan sangat berarti bagi kemungkinan kami untuk memenuhi kewajiban kami sesuai dengan perjanjian.”
“Kesepakatan itu sendiri adalah apa adanya. Dan kami berkomitmen penuh untuk itu seperti pemerintah sebelumnya. Tetapi saya pikir kami sekarang memiliki lebih banyak alat untuk benar-benar membuktikan dalam praktik bahwa kami memberikan apa yang kami janjikan,” ujar dia.
PM Swedia juga mengatakan bahwa dia “sangat siap” untuk mengunjungi Ankara dan “kami telah mengirimkan sinyal itu kepada teman-teman Turki kami. Kami mendiskusikan jadwal yang cocok untuk perjalanan itu. Jadi itu ada dalam rencana saya.”
Sementara itu, Stoltenberg mengatakan bahwa “Kita semua sepakat tentang pentingnya memorandum dan perlunya untuk mengatasi masalah keamanan yang sah dari Turki.”
Dia menyambut baik langkah-langkah yang diambil Swedia dalam penerapan memorandum tersebut, guna mengakhiri pembatasan penjualan senjata ke Turki, meningkatkan kerja sama dalam melawan terorisme.
"Kami juga setuju bahwa kami harus berdiri bersama saat kami menghadapi krisis keamanan terbesar dalam satu generasi," tambah dia.
Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada Juni, sebuah keputusan yang didorong oleh perang Rusia di Ukraina.