Jumat 21 Oct 2022 23:15 WIB

Zelenskyy Minta Barat Peringatkan Rusia tak Ledakan Bendungan

Rusia diperingatkan tak ledakan bendungan besar yang dapat banjiri Ukraina selatan.

Presiden Volodymyr Zelenskyy meminta Barat memperingatkan Rusia tidak meledakan bendungan besar yang dapat membanjiri Ukraina selatan.
Foto: AP/Ukrainian Presidential Press Off
Presiden Volodymyr Zelenskyy meminta Barat memperingatkan Rusia tidak meledakan bendungan besar yang dapat membanjiri Ukraina selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Volodymyr Zelenskyy meminta Barat memperingatkan Rusia tidak meledakan bendungan besar yang dapat membanjiri Ukraina selatan. Sementara pasukannya bersiap memukul mundur pasukan Moskow dari Kherson dalam salah satu pertempuran paling penting dalam perang di Ukraina.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Zelenskyy mengatakan pasukan Rusia menanam bahan peledak di dalam bendungan besar Nova Kakhovka. Bendungan itu menyimpan cadangan air yang dapat membanjiri sebagian besar wilayah Ukraina selatan. Menurutnya pasukan Rusia ingin meledakkan bendungan untuk menutupi kekalahan mereka.

"Kini semua orang di dunia harus bertindak sekuat dan secepatanya untuk mencegah serangan teroris Rusia yang baru, menghancurkan bendungan akan menimbulkan bencana skala besar," katanya, Jumat (21/10/2022).

Pada awal pekan ini Rusia menuduh Kiev berencana untuk menembakan roket ke bendungan tersebut. Komandan pasukan Rusia di Ukraina, Sergei Surovikin mengatakan pasukan Ukraina sudah menggunakan rudal HIMARS dari Amerika Serikat (AS) untuk melakukannya.

Kiev mengatakan Moskow hendak meledakan bendungan dan menuduh Ukraina yang melakukannya. Masing-masing pihak tidak memberikan bukti atas tuduhan mereka.

Dnipro yang luas membelah Ukraina dan di beberapa tempat lebarnya mencapai beberapa kilometer. Meledakan bendungan dapat mengirimkan air ke pemukiman, termasuk sebagian besar Kota Kherson, yang pasukan Ukraina harap dapat rebut kembali.

Kerusakan pada bendungan juga dapat merusak sistem kanal yang mengairi Ukraina selatan. Termasuk Crimea yang Rusia aneksasi pada 2014 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement