REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA — Direktur Komunikasi Turki Fahrettin Altun mengatakan, komunitas internasional harus mengambil tindakan untuk memerangi Islamofobia, ancaman yang dihadapi seluruh dunia. Hal tersebut disampaikannya pada pembukaan Konferensi Menteri Penerangan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-12.
“Memang, salah satu ancaman global saat ini tidak diragukan lagi adalah Islamofobia. Permusuhan terhadap Islam dan Muslim sangat terlihat di seluruh dunia,” kata Fahrettin Altun dilansir dari Anadolu Agency, Sabtu (22/10).
Dalam konferensi tersebut, para menteri dan perwakilan tingkat tinggi dari 57 negara akan membahas isu-isu, berupaya memperdalam kerja sama di bidang media, komunikasi, dan informasi di dunia Islam.
Konferensi yang bertemakan “Combating Disinformation and Islamophobia in the Post-Truth Era” ini bertujuan untuk mengembangkan dan memperkuat kerja sama negara-negara Islam di bidang media dan komunikasi. Menurut Altun, disinformasi mempercepat penyebaran Islamofobia di seluruh dunia. Selain itu Islamofobia juga memiliki ciri yang memecah belah masyarakat dunia dan mengancam perdamaian dan stabilitas global.
Oleh karena itu, lanjut dia, seluruh dunia perlu melihat Islamofobia sebagai kejahatan kebencian terbuka, kejahatan terhadap kemanusiaan dan untuk memerangi kejahatan ini secara efektif."Dengan kata lain, memerangi kejahatan ini harus menjadi salah satu tugas utama tidak hanya umat Islam tetapi juga masyarakat internasional," tuturnya.
“Peran yang dimainkan oleh media internasional dan lembaga pemikir global dalam menyebarkan Islamofobia "tidak dapat disangkal," sambungnya.“Sayangnya, media internasional melukiskan potret umat Islam yang sangat negatif,” kata dia.
Turki dan institusinya melakukan upaya keras untuk memerangi Islamofobia dan meningkatkan kesadaran akan masalah ini.