Ahad 23 Oct 2022 23:15 WIB

MBS Dikabarkan tidak Hadir KTT Arab Atas Saran Dokter

Rekomendasi dokter menyarankan MBS untuk menghindari perjalanan luar negeri.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Kantor kepresidenan Aljazair mengumumkan ketidakhadiran Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) pada KTT Liga Arab di Aljir awal November mendatang.
Foto: EPA-EFE/BANDAR ALJALOUD/SAUDI ROYAL COURT
Kantor kepresidenan Aljazair mengumumkan ketidakhadiran Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) pada KTT Liga Arab di Aljir awal November mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Kantor kepresidenan Aljazair mengumumkan ketidakhadiran Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) pada KTT Liga Arab di Aljir awal November mendatang. Rekomendasi dokter menyarankan MBS untuk menghindari perjalanan luar negeri.

Laporan Aljazair Press Service pada Sabtu (22/10/2022) malam merujuk pada pernyataan kantor Presiden Abdelmadjid Tebboune tentang panggilan telepon antara dirinya dan MBS. Dalam panggilan itu, MBS meminta maaf karena tidak dapat berpartisipasi dalam KTT Arab yang akan diadakan pada 1 November di Aljir.

"Presiden mengatakan dia memahami situasinya dan menyesali halangan Putra Mahkota, Yang Mulia Emir Mohammed Bin Salman, dan mengungkapkan harapannya untuk kesehatan dan kesejahteraannya,” kata pernyataan kepresidenan Aljazair dikutip laman Aljazirah, Ahad (23/10/2022).

Saudi belum memberikan komentar langsung atas komentar Aljazair tentang kondisi MBS. Namun sebuah pernyataan di Saudi Press Agency yang dikelola pemerintah mengakui adanya panggilan telepon antara Tebboune dan sang pangeran, tetapi tidak memberikan detail soal saran dokter. Laporan tersebut hanya mengatakan bahwa panggilan itu berfokus pada “aspek b .

KTT Liga Arab di Aljazair merupakan pertemuan pertama badan regional itu sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Liga Arab  didirikan pada 1945 dan mewakili 22 negara di Timur Tengah dan Afrika Utara, meskipun Suriah telah ditangguhkan di tengah perang yang berlangsung lama.

MBS berkuasa pada 2015 sebagai wakil putra mahkota, kemudian menjadi putra mahkota sekitar dua tahun kemudian setelah Raja Salman mengganti Pangeran Mohammed bin Nayef, sosok yang pernah berkuasa sebagai kepala upaya kontraterorisme Arab Saudi dan sekutu dekat Amerika Serikat (AS).

Posisi MBS telah membuat kerajaan mengalami perubahan yang cepat, seperti mengizinkan wanita mengemudi dan membuka bioskop sambil melonggarkan cengkraman ultrakonservatif. Dia juga meluncurkan tindakan keras korupsi yang menargetkan orang-orang terkaya di kerajaan, dan memimpin koalisi Arab yang dikritik secara internasional yang melancarkan kampanye militer di Yaman.

Badan intelijen AS mengaitkan MBS dengan pembunuhan dan mutilasi kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi, seorang kritikus kebijakan pangeran pada 2018. Kerajaan telah membantah sang pangeran terlibat, meskipun penuntutannya terhadap pasukan pemerintah di balik pembunuhan Khashoggi telah diadakan di balik pintu tertutup.

Baru-baru ini, sang pangeran mendapat kecaman keras dari AS atas Arab Saudi yang memimpin OPEC dan negara-negara sekutu untuk menyetujui pengurangan produksi minyak 2 juta barel per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement