Senin 24 Oct 2022 10:55 WIB

AS dan Inggris Peringatkan Potensi Serangan Teror di Abuja

Warga di Abuja diingatkan untuk tetap waspada pada potensi teror.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Petugas polisi menembakkan gas air mata setelah demonstrasi di alun-alun Lekki Toll di Lagos, Nigeria, Rabu, 20 Oktober 2021.
Foto: AP Photo/Sunday Alamba
Petugas polisi menembakkan gas air mata setelah demonstrasi di alun-alun Lekki Toll di Lagos, Nigeria, Rabu, 20 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah merilis peringatan tentang kemungkinan terjadinya serangan teror di ibu kota Nigeria, Abuja. Kedua negara menilai, serangan tersebut bakal menargetkan gedung-gedung pemerintah.

“Ada peningkatan risiko serangan teror di Nigeria, khususnya di Abuja,” kata Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Nigeria dalam sebuah pernyataan, Ahad (23/10/2022).

Baca Juga

Menurut Kedubes AS, pusat perbelanjaan, fasilitas penegakan hukum, dan kantor organisasi internasional termasuk di antara tempat-tempat yang berisiko. "Kedubes AS akan menawarkan pengurangan layanan sampai pemberitahuan lebih lanjut," katanya ditujukan kepada warga Nigeria.

Inggris turut merilis peringatan serupa. Mereka memperingatkan warganya yang sedang berada di Abuja untuk tetap waspada karena adanya peningkatan ancaman serangan teror. "Serangan bisa membabi buta dan dapat mempengaruhi kepentingan Barat, serta tempat-tempat yang dikunjungi wisatawan," katanya.

Kementerian Luar Negeri Nigeria belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait peringatan yang dirilis AS dan Inggris. Nigeria telah memerangi pemberontakan yang dilakukan kelompok ekstremis Islam, termasuk ISIS, terutama di daerah timur laut negara tersebut. Pada Juli lalu, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan di sebuah penjara di Abuja.

Serangan tersebut mengakibatkan sekitar 440 narapidana kabur. Hal itu kian meningkatkan kekhawatiran bahwa pemberontak berkeliaran kantong mereka. Ketidakamanan, yang telah menyebar ke seluruh Nigeria, telah menjadi masalah utama negara tersebut menjelang pemilihan presiden (pilpres) pada Februari mendatang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement