REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL - Negara-negara Uni Eropa (UE) pada Senin (24/10/2022) akan berunding untuk menyetujui posisi mereka dalam pembicaraan iklim PBB tahun ini. Pertemuan akan merundingkan topik kompensasi finansial bagi kerusakan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim pada negara-negara termiskin di dunia.
UE sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia menghadapi tekanan dari negara-negara berkembang untuk melunakkan kompensasi tersebut. Kerugian dan kerusakan yang ditimbulkan oleh banjir, naiknya permukaan laut dan dampak-dampak lain yang dipicu oleh perubahan iklim.
Rancangan posisi negosiasi UE untuk KTT PBB pada November menunjukkan bahwa blok 27 negara akan mendukung pembicaraan tentang topik tersebut pada pertemuan COP27 di Mesir. Topik ini bisa menjadi terobosan, sebab memasukan masalah kerugian dan kerusakan ke dalam agenda KTT sangat penting adanya, mengingat pandangan yang berbeda di antara negara kaya dan miskin.
"Tindakan dan dukungan untuk negara-negara rentan, populasi dan kelompok rentan perlu ditingkatkan lebih lanjut," kata rancangan dokumen UE.
Kendati begitu, dokumen tersebut masih belum mendetail. Negara-negara berkembang mengatakan COP27 harus membentuk dana untuk mendukung negara-negara yang terkena dampak iklim seperti banjir di Pakistan tahun ini yang menewaskan hampir 1.700 orang.
Menurut rancangan dokumen tersebut, para menteri negara-negara UE juga akan memutuskan apakah UE harus berkomitmen untuk meningkatkan target perubahan iklimnya sendiri menjadi lebih ambisius.