REPUBLIKA.CO.ID., WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS), Prancis dan Inggris pada Ahad (23/10/2022) menolak klaim Rusia bahwa Ukraina sedang bersiap untuk menggunakan "bom kotor" di wilayahnya sendiri dan akan menyalahkan Moskow, menurut sebuah pernyataan bersama.
Pernyataan itu mengatakan menteri pertahanan dari tiga negara tersebut berbicara dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu atas permintaannya, dan mereka semua menolak "tuduhan palsu Rusia yang transparan" bahwa Kiev akan menggunakan bom sebagai provokasi.
Sebuah bom kotor atau perangkat penyebaran radiologi adalah jenis senjata radiologi spekulatif yang menggabungkan bahan radioaktif dengan bahan peledak konvensional.
Shoygu mengungkapkan klaim tersebut saat berbincang dengan sejawatnya dari beberapa negara Barat tersebut, termasuk Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
"Dunia akan melihat melalui segala upaya untuk menggunakan tuduhan ini sebagai dalih untuk eskalasi. Kami selanjutnya menolak dalih apa pun untuk eskalasi dari Rusia," kata pernyataan itu.
Ketiga negara itu juga menegaskan kembali dukungan mereka untuk Ukraina, dengan mengatakan "kami tetap berkomitmen untuk terus mendukung upaya Ukraina mempertahankan wilayahnya selama diperlukan."
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengadakan percakapan via telepon dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, di mana kedua pejabat membahas tuduhan Rusia.
Sebelumnya, Austin berbicara melalui telepon untuk kedua kalinya minggu ini dengan Shoygu.
"Menteri Austin menolak dalih apa pun untuk eskalasi Rusia dan menegaskan kembali upaya komunikasi yang berkelanjutan di tengah perang Rusia yang melanggar hukum dan tidak dapat dibenarkan melawan Ukraina," kata Juru Bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder dalam sebuah pernyataan.