Rabu 26 Oct 2022 07:21 WIB

Emir Qatar Singgung Kritik usai Terima Tawaran Tuan Rumah Piala Dunia

Beberapa kritik awal bersifat konstruktif, tetapi kemudian menjadi fitnah.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Jam hitung mundur terpampang di pinggir laut di Doha, Qatar, Selasa, 29 Maret 2022.
Foto: AP Photo/Darko Bandic
Jam hitung mundur terpampang di pinggir laut di Doha, Qatar, Selasa, 29 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar telah menghadapi kritik yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak memenangkan tawaran untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani menyatakan pada Selasa (25/10/2022), beberapa di antaranya merupakan fitnah.

"Kami awalnya menangani masalah ini dengan itikad baik," kata Sheikh Tamim dalam pidato kebijakan di sesi Dewan Syura penasihat negara Teluk Arab saat Doha yang disiarkan televisi.

Baca Juga

Menurut Sheikh Tamim, beberapa kritik awal bersifat konstruktif. Namun, kampanye melawan Qatar diperluas hingga mencakup fabrikasi dan standar ganda yang begitu ganas. "Sayangnya mendorong banyak orang untuk mempertanyakan alasan dan motif sebenarnya di balik kampanye tersebut," ujarnya.

Qatar menjadi negara Timur Tengah pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia. Negara ini mendapat kecaman keras internasional atas perlakuannya terhadap pekerja asing dan undang-undang sosial yang membatasi.

Doha bersiap untuk menjadi tuan rumah acara global utama sepak bola yang dimulai pada 20 November. Negara ini mengharapkan 1,2 juta pengunjung selama turnamen, menciptakan tantangan logistik dan kepolisian yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk negara kecil Teluk Arab itu.

Sheikh Tamim mengatakan, menjadi tuan rumah Piala Dunia adalah ujian besar bagi negara sebesar Qatar" "Kami menerima tantangan ini karena keyakinan kami pada potensi kami, kami orang Qatar, untuk menangani misi dan membuatnya sukses," katanya.

"Ini adalah kejuaraan untuk semua, dan kesuksesannya adalah kesuksesan untuk semua," ujarnya.

Doha telah memperkenalkan reformasi termasuk aturan untuk melindungi pekerja dari panas dan upah minimum bulanan 1.000 riyal.  Sheikh Tamim juga mengatakan, pemerintah terus mengembangkan sistem tenaga kerjanya.

Pekerja asing menyumbang 85 persen dari sekitar tiga juta penduduk dari negara salah satu produsen gas alam terbesar dunia dan salah satu negara terkaya per kapita. Sheikh Tamim mengatakan, Piala Dunia akan memungkinkan Qatar untuk menunjukkan kekuatan ekonomi dan kelembagaan serta identitas budayanya. 

Baca juga : Piala Dunia 2022 Dihantam Isu LGBT Hingga HAM, Emir Qatar Murka

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement