Rabu 26 Oct 2022 12:31 WIB

DKI Catat 111 Kasus Gagal Ginjal Akut Usai Sisir Rumah Sakit

Dari kasus tersebut sekitar 56 orang atau 50 persen, meninggal dunia.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nur Aini
Ilustrasi Gagal Ginjal Akut. Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, ada perkembangan jumlah kasus Acute Kidney Injury Unknown Origin (AKIUO) atau kasus gagal ginjal akut misterius di DKI Jakarta. Menurutnya, hingga Rabu (26/10/2022) pukul 10.00 WIB, terhimpun sekitar 111 kasus terduga AKIUO.
Foto: republika/mgrol100
Ilustrasi Gagal Ginjal Akut. Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, ada perkembangan jumlah kasus Acute Kidney Injury Unknown Origin (AKIUO) atau kasus gagal ginjal akut misterius di DKI Jakarta. Menurutnya, hingga Rabu (26/10/2022) pukul 10.00 WIB, terhimpun sekitar 111 kasus terduga AKIUO.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, ada perkembangan jumlah kasus Acute Kidney Injury Unknown Origin (AKIUO) atau kasus gagal ginjal akut misterius di DKI Jakarta. Menurutnya, hingga Rabu (26/10/2022) pukul 10.00 WIB, terhimpun sekitar 111 kasus terduga AKIUO.

Dia menambahkan, data itu didapati oleh DKI setelah menyisir semua rumah sakit di DKI atas instruksi Kementerian Kesehatan pada 1 Agustus 2022 lalu.

Baca Juga

“Data yang diambil hanya diagnosis ICD X N.17.9 dan N.19 sesuai poin 7 surat edaran Kadinkes DKI,” kata Ngabila kepada awak media, Rabu (26/10/2022).

Ngabila mengatakan, dari 111 kasus itu, hanya sekitar 72 pasien (65 persen) yang tinggal di Jakarta. Menurutnya, kasus yang ada di DKI umunya berasal dari Jawa Barat sekitar 22 pasien (20 persen) Banten 15 kasus (13 persen) sisanya dari Jawa Timur dan Riau. Tempat perawatan mayoritas yang digunakan, kata dia, ada di RS Vertikal sekitar 84 atau 80 persen kasus.

Dari kasus tersebut sekitar 56 orang atau 50 persen, meninggal dunia. Sementara pasien dalam perawatan 23 ada kasus atau 21 persen dan sudah sembuh sekitar 32 orang atau 29 persen.

“Dinkes DKI memastikan tidak ada data ganda pencatatan,” ujar dia.

Menurut Ngabila, dari 33 kasus atau 30 persen kasus gangguan ginjal akut diderita anak usia 5-18 tahun. Jumlah itu, belum termasuk delapan kasus atau tujuh persen usia empat tahun.

“Sembilan kasus atau delapan persen usia tiga tahun,” ucapnya.

Pasien anak usia dua tahun, ada 12 kasus dengan persentase 11 persen. Sedangkan usia satu tahun terdiri atas 26 kasus atau 23 persen dan usia nol tahun ada 23 kasus atau 21 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement