Kamis 27 Oct 2022 03:45 WIB

Para Menteri Uni Eropa Punya Pandangan Berbeda Soal Pembatasan Harga Gas

Para menteri Uni Eropa membahas upaya-upaya untuk mengatasi krisis energi.

Para menteri energi Uni Eropa (UE) pada Selasa  (25/10/2022) bersidang di Luksemburg untuk membahas upaya-upaya untuk mengatasi krisis energi.
Para menteri energi Uni Eropa (UE) pada Selasa (25/10/2022) bersidang di Luksemburg untuk membahas upaya-upaya untuk mengatasi krisis energi.

REPUBLIKA.CO.ID., ISTANBUL -- Para menteri energi Uni Eropa (UE) pada Selasa  (25/10/2022) bersidang di Luksemburg untuk membahas upaya-upaya untuk mengatasi krisis energi.

Pertemuan tersebut mengikuti KTT para pemimpin Uni Eropa pekan lalu di Brussels, di mana mereka memiliki pandangan berbeda soal proposal Komisi Eropa untuk membatasi harga gas.

Para menteri menyetujui pertemuan tambahan pada 24 November, kata Menteri Perindustrian Ceko Jozef Sikela setelah pertemuan yang dipimpinnya.

Dia mengatakan para menteri Uni Eropa memiliki "pandangan berbeda" tentang apakah akan menetapkan harga tertinggi untuk gas alam yang diperdagangkan di Dutch Title Transfer Facility (TTF).

"Menyusul pengesahan dan penilaian Dewan Eropa pekan lalu, kami sekarang melakukan diskusi yang lebih rinci dengan para menteri tentang bagaimana cara untuk bergerak maju," kata Komisaris Eropa untuk Energi Kadri Simson pada konferensi pers Dewan Energi.

Simson mengungkapkan sekarang akan bekerja pada beberapa tiga hal: "pembelian gas bersama", "mengatasi harga gas yang tinggi," dan "memperkuat solidaritas antara negara-negara anggota."

"Menyusul kesimpulan Dewan Eropa, kami akan mengkaji lebih lanjut batasan gas yang digunakan untuk produksi listrik, termasuk analisis biaya-manfaat," kata dia.

Simson memberi tahu para menteri tentang situasi energi kritis di Ukraina dan Moldova. Mengingatkan bahwa penyerangan Rusia di Ukraina telah menargetkan infrastruktur energi, dia mendesak para menteri untuk segera memberikan dukungan mereka.

Para pemimpin Uni Eropa minggu lalu bertemu di Brussels di mana mereka membahas cara-cara untuk mengatasi krisis energi Eropa. Namun, mereka gagal mencapai kesepakatan untuk menetapkan batas atas gas alam setelah berjam-jam berdebat.

Lima belas anggota Uni Eropa (UE), termasuk Prancis, Italia, Spanyol, dan Belgia, menginginkan pembatasan harga untuk gas alam impor. Sementara Jerman, Belanda, Denmark dan lain-lain tidak mendukung gagasan itu.

Negara-negara yang menentang pembatasan harga mengatakan hal itu akan membahayakan keamanan pasokan energi dan dapat membahayakan pasokan gas alam, terutama di bulan-bulan musim dingin.

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/para-menteri-uni-eropa-bersidang-bahas-krisis-energi/2720930
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement