Kamis 27 Oct 2022 06:25 WIB

China Luncurkan Vaksin Covid-19 Hirup

Kota Shanghai, China mulai memberikan vaksin Covid-19 yang dapat dihirup.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Kota Shanghai, China mulai memberikan vaksin Covid-19 yang dapat dihirup. Tampaknya vaksin ini merupakan yang pertama di dunia.
Foto:

Sementara itu CNN melaporkan penelitian terbaru menemukan banyak orang yang mengalami efek samping vaksin Covid-19 dari Pfizer/BioNTech dan Moderna memiliki anti-bodi yang lebih baik dibandingkan yang tidak memiliki efek samping. Biasanya efek samping itu seperti demam, menggigil atau sakit otot.

Jurnal JAMA Network Open mengatakan gejala-gejala setelah vaksinasi itu berkaitan dengan respon anti-bodi yang lebih besar dibandingkan orang-orang yang hanya mengalami rasa sakit atau gatal dibagian tempat yang di suntik atau tidak merasakan gejala apa pun.  

"Kesimpulannya, temuan ini mendukung kerangka ulang gejala pasca-vaksinasi sebagai keefektifan vaksin dan menegakkan panduan vaksin booster bagi orang dewasa lanjut usia," kata peneliti dari Columbia University, University of Vermont dan Boston University.

Namun meski beberapa orang hanya mengalami gejala ringan, efek samping lokal atau tidak merasakan gejala sama sekali. Vaksin masih mendorong imun dengan sangat baik. Hampir semua peserta penelitian menunjukkan respon anti-bodi yang positif setelah menerima dua dosis vaksin Pfizer/BioNTech atau Moderna.

"Saya tidak ingin pasien memberitahu saya, 'Ya ampun, saya tidak bereaksi, lengan saya tidak pegal, saya tidak demam, vaksin tidak bekerja', saya tidak ingin ada kesimpulan seperti itu di luar sana," kata profesor di Divisi Penyakit Menular Vanderbilt University Medical Center dan direktur medis National Foundation for Infectious Diseases,  Dr. William Schaffner yang tidak terlibat dalam penelitian terbaru.

"Ini lebih untuk memastikan pada masyarakat yang memiliki reaksi bahwa sistem imun mereka merespon, sebenarnya itu sesuatu yang baik, bagi vaksin, meski bagi beberapa orang menimbulkan sedikit ketidaknyamanan," katanya.

Peneliti menganalisis data 928 orang dewasa yang melaporkan mengalami gejala setelah menerima vaksin Covid-19 dari Pfizer/BioNTech atau Moderna serta mengirimkan setetes darah kering untuk tes anti-bodi. Sebagian besar peserta penelitian merupakan orang kulit putih dengan rata-rata berusia 65 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement