Kamis 27 Oct 2022 01:23 WIB

Jepang akan Beri Alat Pemanas ke Ukraina Jelang Musim Dingin

Serangan Rusia telah menghancurkan lebih dari sepertiga fasilitas energi Ukraina.

Red: Nur Aini
 Seorang polisi mengamankan pompa bensin yang rusak setelah serangan rudal di Dnipro, Ukraina, 25 Oktober 2022. Dua orang, termasuk seorang wanita hamil, tewas dalam pemboman Rusia, kata Gubernur regional Valentyn Reznichenlo. Pasukan Rusia pada 24 Februari memasuki wilayah Ukraina, memulai konflik yang telah memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan.
Foto: EPA-EFE/HANNIBAL HANSCHKE
Seorang polisi mengamankan pompa bensin yang rusak setelah serangan rudal di Dnipro, Ukraina, 25 Oktober 2022. Dua orang, termasuk seorang wanita hamil, tewas dalam pemboman Rusia, kata Gubernur regional Valentyn Reznichenlo. Pasukan Rusia pada 24 Februari memasuki wilayah Ukraina, memulai konflik yang telah memicu kehancuran dan krisis kemanusiaan.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Selasa (25/10/2022) berjanji memberikan pemanas dan peralatan lain kepada Ukraina yang berperang melawan Rusia menjelang musim dingin.

"Jepang telah memberikan dukungan ke Ukraina untuk bersiap menghadapi musim dingin berat yang akan datang ... Selanjutnya, Jepang akan terus memberikan bantuan ke Ukraina berdasarkan pengetahuan dan kekuatan unik negara kami," kata Kishida dalam pidato lewat video pada konferensi internasional tentang bantuan bagi Ukraina yang diadakan di Berlin.

Baca Juga

Untuk mendukung upaya rekonstruksi Ukraina sejak diinvasi oleh Rusia pada akhir Februari 2022, Kishida mengatakan Tokyo telah berbagi pengalaman dengan Kiev tentang memilah dan menggunakan kembali puing-puing dari gempa bumi besar dan tsunami yang melanda Jepang pada Maret 2011.

Pesan Kishida itu disampaikan ke Konferensi Pakar Internasional tentang Pemulihan, Rekonstruksi, dan Modernisasi Ukraina, yang diselenggarakan oleh Jerman dan Komisi Eropa--badan eksekutif Uni Eropa.

Jepang akan mengambil alih posisi ketua bergilir kelompok tujuh ekonomi besar dunia (G7) dari Jerman tahun depan. Selain Jepang, G7 beranggotakan Inggris, Kanada, Prancis, Italia, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang turut berpartisipasi dalam konferensi itu secara virtual, mengatakan bahwa serangan Rusia telah menghancurkan lebih dari sepertiga fasilitas energi Ukraina.

"Rusia menghancurkan segalanya untuk mempersulit kami bertahan hidup di musim dingin ini," kata Zelenskyy.

Pemerintah Ukraina menyampaikan bahwa negara itu membutuhkan dana bantuan senilai 750 miliar dolar AS (sekitar Rp11,67 kuadriliun) untuk rekonstruksi, dan angka itu diperkirakan akan meningkat akibat perang berkepanjangan.

Pada konferensi itu, Kishida pun menegaskan kembali bahwa Jepang "mengutuk keras" serangan rudal Rusia terhadap warga sipil dan fasilitas sipil di Ukraina serta ancamannya untuk menggunakan senjata nuklir.

"Penting bagi kita untuk bersatu dalam mempromosikan dukungan kepada Ukraina dan sanksi terhadap Rusia," kata Kishida.

"Jepang akan melakukan upaya maksimal dan kontribusi positif, dan secara aktif memimpin diskusi dalam komunitas internasional untuk pemulihan perdamaian dan rekonstruksi yang cepat di Ukraina," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement