REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Vladimir Putin telah memantau latihan kekuatan nuklir strategis Rusia yang melibatkan beberapa latihan peluncuran rudal balistik dan jelajah pada Rabu (26/10/2022). Latihan ini bertujuan sebagai unjuk kekuatan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Barat atas konflik di Ukraina.
“Di bawah kepemimpinan Vladimir Putin, sebuah sesi pelatihan diadakan dengan pasukan pencegahan strategis darat, laut dan udara, di mana peluncuran praktis rudal balistik dan jelajah berlangsung,” kata pernyataan Kremlin, dilansir Aljazirah, Kamis (27/10/2022).
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu melaporkan kepada Putin bahwa latihan itu merupakan simulasi jika Rusia diserang nuklir oleh negara lain. Latihan ini sejalan dengan peringatan Putin tentang kesiapannya untuk menggunakan segala cara dalam menangkis serangan di wilayah Rusia.
Media pemerintah Rusia mengunggah rekaman kru kapal selam yang mempersiapkan peluncuran rudal balistik Sineva dari Laut Barents di Kutub Utara. Selama latihan, Rusia melakukan uji coba rudal balistik antarbenua berbasis darat Yars dari situs peluncuran Plesetsk utara. Latihan itu juga termasuk uji coba peluncuran rudal dari Semenanjung Kamchatka di Timur Jauh Rusia.
Sebagai bagian dari latihan, pembom strategis Tu-95 juga meluncurkan rudal jelajah ke sasaran latihan. Kremlin mengatakan, semua tugas yang ditetapkan untuk latihan telah terpenuhi dan semua rudal yang ditembakkan mencapai target yang ditentukan.
Latihan Rusia itu dilakukan saat NATO mengadakan latihan nuklir tahunan di Eropa barat laut yang akan berlangsung hingga 30 Oktober. Latihan NATO, yang dijuluki "Steadfast Noon", melibatkan sekitar 60 pesawat, termasuk pembom jarak jauh B-52 milik Amerika Serikat dan jet tempur yang mampu membawa senjata nuklir, tetapi tidak melibatkan bom langsung.
Manuver Rusia yang melibatkan komponen darat, laut dan udara dari triad nuklir telah dilakukan setiap tahun untuk melatih kekuatan nuklir negara itu dan menunjukkan kesiapan mereka. Latihan serupa sebelumnya diadakan hanya beberapa hari sebelum Putin mengirim pasukan ke Ukraina.