Kamis 27 Oct 2022 09:40 WIB

PBB Optimistis Black Sea Grain Initiative Berlanjut

Black Sea Grain Initiative akan berakhir pada pertengahan November.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Kapal kargo Razoni melintasi Selat Bosphorus di Istanbul, Turki, Rabu, 3 Agustus 2022. Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths merasa relatif optimistis atas nasib keberlanjutan dari kesepakatan Black Sea Grain Initiative.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Kapal kargo Razoni melintasi Selat Bosphorus di Istanbul, Turki, Rabu, 3 Agustus 2022. Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths merasa relatif optimistis atas nasib keberlanjutan dari kesepakatan Black Sea Grain Initiative.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths merasa relatif optimistis atas nasib keberlanjutan dari kesepakatan Black Sea Grain Initiative. Kesepakatan yang ditengahi PBB dan Turki memungkinkan dimulainya kembali ekspor biji-bijian dari Laut Hitam Ukraina akan berakhir pada pertengahan November.

"Kami ingin melihat itu segera diperbarui, sekarang. Ini penting untuk pasar. Penting untuk kontinuitas. Dan saya masih relatif optimis bahwa kami akan mendapatkannya. Kami bekerja keras," kata Griffiths pada Rabu (25/10/2022).

Baca Juga

Griffiths melakukan perjalanan ke Moskow dengan pejabat perdagangan senior Amerika Serikat (AS) Rebeca Grynspan awal bulan ini. Pertemuan itu untuk berdiskusi dengan pejabat Rusia mengenai kesepakatan dan bertujuan untuk memfasilitasi ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia ke pasar global.

Berdasarkan perjanjian 22 Juli, Ukraina dapat memulai kembali ekspor biji-bijian dan pupuk Laut Hitam yang terhenti ketika Rusia menginvasi tetangganya pada 24 Februari, termasuk menjamin ekspor pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi Barat. Kesepakatan ekspor ini disepakati selama 120 hari.

PBB sedang bekerja untuk memperpanjang kesepakatan hingga satu tahun dan memperlancar inspeksi bersama kapal oleh pejabat PBB, Turki, Rusia, dan Ukraina. PBB baru-baru ini memperingatkan ada simpanan lebih dari 150 kapal.

"Saya pikir kita harus melihat lagi beberapa (prosedur) itu untuk melihat apakah mereka dapat disederhanakan dalam beberapa cara," kata Griffiths.

Seorang pejabat PBB juga menyarankan agar Ukraina berusaha memperluas kesepakatan ekspor untuk memasukkan pelabuhan lain, Mykolaiv. Dalam perjanjian Black Sea Grain Initiative, hanya tiga pelabuhan, yaitu Odessa, Pivdennyi, dan Chornomorsk yang tercantum malah pengiriman biji-bijian keluar Ukraina.

Rusia telah mengkritik kesepakatan itu. Moskow mengeluh bahwa ekspornya sendiri masih terhambat dan biji-bijian yang dikirim oleh Kiev justru tidak mencapai negara-negara yang membutuhkan. "Perjanjian ini ditandatangani oleh semua orang atas dasar bahwa ini adalah perusahaan komersial," kata Griffiths.

"Kami tidak akan memiliki volume jika itu bukan perusahaan yang digerakkan oleh sektor swasta. Semua orang tahu ini, Rusia, Ukraina, Turki dan kami tahu bahwa itulah dasar dari operasi itu. Itu tidak dimaksudkan pada saat itu untuk menjadi operasi yang semuanya kemanusiaan," katanya.

Griffiths mengatakan, kesepakatan itu telah menurunkan harga, meningkatkan jumlah ekspor, dan meningkatkan kepercayaan. Dia menegaskan, kondisi saat ini memperlihatkan yang telah dinegosiasikan. "Saya tidak berpikir siapa pun perlu ragu tentang itu," ujarnya.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassibly Nebenzia mengutip masalah dengan asuransi kapal, transaksi, dan panggilan pelabuhan. "Kami menyadari bahwa sekretaris jenderal dan timnya berusaha melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut, tetapi sayangnya itu tidak hanya pada ketergantungan mereka," ujarnya pada Rabu.

Kementerian Infrastruktur Ukraina pada awal pekan ini telah menuduh Rusia menghalangi implementasi penuh kesepakatan biji-bijian Laut Hitam. Sebanyak tujuh kapal yang membawa total 124.300 ton bahan makanan yang tersisa dari pelabuhan Odesa, Chornomorsk, dan Pivdennyi. Di antara kapal-kapal yang berangkat, termasuk satu yang disewa oleh Program Pangan Dunia PBB, membawa 40 ribu ton gandum dari Chornomorsk dan menuju Yaman.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement