Kamis 27 Oct 2022 13:26 WIB

Kota-Kota China Perketat Peraturan Covid-19

Kota-kota di China mulai dari Wuhan sampai Xinjiang melipatgandakan peraturan Covid

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Kota-kota di China mulai dari Wuhan sampai Xinjiang melipatgandakan peraturan Covid-19. Kota-kota itu menutup gedung-gedung, pemukiman demi mencegah meluasnya penyebaran virus.
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Kota-kota di China mulai dari Wuhan sampai Xinjiang melipatgandakan peraturan Covid-19. Kota-kota itu menutup gedung-gedung, pemukiman demi mencegah meluasnya penyebaran virus.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kota-kota di China mulai dari Wuhan sampai Xinjiang melipatgandakan peraturan Covid-19. Kota-kota itu menutup gedung-gedung, pemukiman demi mencegah meluasnya penyebaran virus.

Pada Kamis (27/10/2022) China melaporkan 1.000 kasus lebih untuk ketiga kalinya berturut-turut. Angkanya masih terbilang kecil bila dibandingkan puluhan ribu per hari di Shanghai pada awal tahun ini. Tapi cukup mendorong banyak daerah memperketat peraturannya.

Kasus infeksi virus corona China masih cukup kecil dibandingkan standar global. Tapi kebijakan ultra-ketat dan disruptif untuk mencegah penyebaran Omicron yang diterapkan tahun ini membebani perekonomian terbesar kedua di dunia itu dan mengguncang pasar finansial.

Kota dengan ekonomi terbesar keempat di China, Guangzhou dan ibukota provinsi Guangdong, menutup jalan-jalan dan pemukiman. Pemerintah setempat juga meminta warga untuk tetap tinggal di rumah karena semakin banyak wilayah yang masuk kategori resiko penularan Covid-19 hingga pekan keempat.

Wuhan, kota pertama yang dilanda pandemi Covid-19 pada akhir 2019 lalu, melaporkan sekitar 20 sampai 25 kasus infeksi baru pada pekan ini. Tapi pihak berwenang memerintahkan lebih dari 800 ribu orang untuk tetap tinggal di rumah sampai 30 Oktober.

Berdasarkan foto dan unggahan di media sosial, Wuhan juga menangguhkan penjualan daging babi di sebagian kota. Setelah pihak berwenang mengatakan satu kasus berkaitan dengan rantai pasokan daging babi setempat.

Media sosial juga menunjukan kelangkaan pangan dan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok di ibukota Provinsi Qinghai, Xining, setelah pihak berwenang menahan pergerakan 2,5 juta warga. Usai angka kasus infeksi naik setelah Hari Libur Nasional pada awal Oktober lalu.

"Untuk meredakan resiko penularan, sejumlah toko sayur dan buah ditutup dan menjalani karantina," kata pemerintah Xining.

Kota-kota besar lainnya di seluruh China seperti Zhengzhou, Datong dan Xian menerapkan peraturan baru pekan ini untuk mengendalikan wabah lokal. Di Beijing, taman hiburan Universal Resort ditutup satu pengunjung dinyatakan positif virus korona.

China berulang kali berjanji mempertahankan respons tanpa toleransi terhadap Covid-19 dan menerapkan apa yang dikatakan pihak berwenang sebagai langkah-langkah yang diperlukan untuk menahan virus.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement