REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Jacinda Ardern mengunjungi para ilmuwan di Pangkalan Scott Selandia Baru. Kunjungan ini bertujuan menunjukkan tantangan yang ditimbulkan perubahan iklim dan komitmen Selandia Baru pada benua itu dan kebutuhan kerja sama regional.
Ardern tiba pada Rabu (26/10/2022) waktu setempat dalam kunjungan yang dilakukan selama 72 jam. Ardern mengatakan kehadiran Selandia Baru di Antartika merupakan "titik kritis" karena pangkalan Negeri Kiwi di sana sangat penting bagi kehidupan.
"Peran yang kami dan ilmuwan-ilmuwan kami mainkan di sini, sangat penting bagi masa sekarang dan masa depan," katanya dalam kunjungan untuk menandai 65 tahun Pangkalan Scott.
Tahun lalu Selandia Baru mengumumkan alokasi dana sebesar 344 juta dolar Selandia Baru atau 200,72 juta dolar AS untuk membangun ulang pangkalan tersebut. Sebagai upaya mempertahankan kehadiran Selandia Baru di Antartika untuk 50 tahun ke depan.
"(Antartika) menjadi wilayah yang semakin diperebutkan yang mana seharusnya kami jaga dan lindungi integritasnya di dunia yang rentan terpecah belah," kata Ardern saat mengumumkan keberangkatannya.
Selandia Baru mengklaim Dependensi Ross atau sekitar 15 persen benua itu. "Kerja sama di Antartika dan Sistem Perjanjian Antartika sangat penting dibandingkan sebelumnya saat kita mengatasi krisis perubahan iklim dan kepunahan keaneragaman hayati," katanya.
Beberapa tahun terakhir Rusia dan Cina banyak berinvestasi untuk meningkatkan kemampuan dan kehadiran mereka di Antartika. Pemerintah-pemerintah negara Barat meresponnya dengan langkah serupa.
Pada awal tahun ini Australia mengumumkan akan menggelontorkan 804 juta dolar Australia atau 522 juta dolar AS untuk membeli drone dan helikoter dan membangun stasiun mobil untuk memperkuat kepentingan mereka di Antartika. Negeri Kanguru memiliki klaim terbesar di benua itu.
"Apa yang (Ardern) lakukan adalah untuk menandai, baik secara terang-terangan maupun metafora, Selandia Baru berkomitmen pada wilayah yang mereka klaim di Antartika, kehadiran di Antartika dan komitmennya pada operasi di Antartika," kata pakar pengelolaan Antartika di University of Canterbury, Alan Hemmings.
Saat Arderd berkunjung ke benua es pertemuan internasional mengenai konservasi Antartika sedang digelar di Hobart, Australia. Dampaknya pada perubahan iklim telah membuat Antartika menjadi lokasi penting untuk penelitian.
Pekan ini Badan Satwa Liar dan Ikan Amerika Serikat (AS) menetapkan penguin kaisar sebagai satwa hampir punah yang dilindungi.
"Semakin rentan dan rapuh pinggirnya dan sains menunjukan pada kami arah di mana kami pikir kami tidak bisa lagi mengabaikan atau tidak menyediakan waktu untuk kedaruratan isu di Antartika," katanya Sekretaris Menteri Luar Negeri AS Monica Medina yang menghadiri pertemuan di Hobart.