Jumat 28 Oct 2022 12:50 WIB

Siapa Dalang Aksi Aktivis Lingkungan Serang Karya Seni?

Aksi aktivis terhubung dengan sosok penggerak industri minyak Inggris di masa lalu

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Aktivis iklim dari Last Generation duduk setelah melempar kentang tumbuk ke lukisan Claude Monet Les Meules di Museum Barberini Potsdam pada Ahad, 24 Oktober 2022, untuk memprotes ekstraksi bahan bakar fosil.
Foto: Last Generation via AP
Aktivis iklim dari Last Generation duduk setelah melempar kentang tumbuk ke lukisan Claude Monet Les Meules di Museum Barberini Potsdam pada Ahad, 24 Oktober 2022, untuk memprotes ekstraksi bahan bakar fosil.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Aksi-aksi atas nama lingkungan semakin mendapatkan sorotan usai gencar melakukan aksi di galeri-galeri seni negara Barat. Aksi mereka nyatanya terhubung dengan sosok penggerak industri minyak Inggris di masa lalu.

Salah satu yang mendapatkan sorotan atas aksi perusakan adalah kelompok Just Stop Oil yang berasal Inggris. Kelompok aktivis lingkungan ini mengklaim menggunakan perlawanan sipil dan aksi langsung dengan tujuan memastikan pemerintah Inggris berkomitmen untuk menghentikan lisensi dan produksi bahan bakar fosil baru.

Baca Juga

Cara yang mereka tempuh dengan aksi yang ekstrem dengan mengincar karya seni agar mendapatkan banyak perhatian. Aksi terbaru adalah aktivis iklim menempelkan kepalanya ke kaca untuk menutupi lukisan "Girl with a Pearl Earring"  di sebuah museum di Den Haag, Belanda, pada Kamis (27/10/2022).

Sebuah video yang belum diverifikasi di media sosial menunjukkan dua pria di dekat lukisan karya Johannes Vermeer mengenakan kaus "Just Stop Oil". Mereka pun melemparkan sesuatu ke karya tersebut.

"Bagaimana perasaan Anda ketika Anda melihat sesuatu yang indah dan tak ternilai dihancurkan di depan mata Anda sendiri? Itu adalah perasaan yang sama ketika Anda melihat planet ini dihancurkan," ujar salah satu pria dalam video tersebut.

Sebuah pernyataan dari Just Stop Oil mengatakan, para aktivisnya bertanggung jawab dan telah melemparkan sup. "Pesannya jelas: jika umat manusia tidak segera berhenti menggunakan bahan bakar fosil, itu akan punah. Mereka tidak akan pernah mengotori karya seni yang tidak dilapisi kaca pelindung," ujarnya.

Awal bulan ini, aktivis Just Stop Oil melemparkan sup ke lukisan Vincent van Gogh "Sunflowers" di Galeri  National Gallery. Lukisan itu aman karena  terlindungi oleh kaca. Mereka juga menargetkan karya seni pada Juli, dengan menempelkan diri mereka pada bingkai salinan awal "The Last Supper" karya Leonardo da Vinci di Royal Academy of Arts London dan "The Hay Wain" karya John Constable di National Gallery.

Sebenarnya siapa kelompok ini?

Dikutip dari //energylivenews//, kelompok di balik beberapa protes paling mengganggu dalam beberapa bulan terakhir itu menerima hibah dari oleh cucu seorang taipan minyak. Aileen Getty diduga memberi kucuran dana hingga 1,1 juta dolar AS yang disalurkan dari yayasan Aileen Getty Foundation ke Climate Emergency Fund untuk Just Stop Oil. Dia keturunan dari Jean Paul Getty, seorang industrialis perminyakan Inggris dan pendiri Getty Oil Company pada  1942.

Dalam opini di The Guardian pada 22 Oktober 2022, Getty mengakui memberikan hibah kepada aktivis iklim yang terlibat dalam pembangkangan sipil hukum yang menekankan aksi tanpa kekerasan, termasuk Just Stop Oil. Dia mendukung aktivisme yang mengganggu karena dinilai rute tercepat menuju perubahan transformatif.

Tapi, Getty mengelak mendanai kelompok-kelompok itu secara langsung. Dia juga menyatakan tidak memiliki kendali langsung atas tindakan tertentu yang dipilih oleh para aktivis iklim.

Terlebih lagi, Getty menekankan, keluarganya telah menjual perusahaan minyak tersebut empat dekade lalu. Kini dia memutuskan, bersama keluarganya menggunakan sumber daya yang ada untuk mengambil segala cara untuk melindungi kehidupan di Bumi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement