Senin 31 Oct 2022 20:28 WIB

Kemenlu China Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Lula da Silva dalam Pilpres Brasil

Lula da Silva berhasil mengalahkan petahana Jair Bolsonaro dalam pilpres Brasil.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula melambai kepada para pendukung yang berkumpul di Paulista Av. setelah dia mengalahkan petahana Jair Bolsonaro dalam pemilihan presiden putaran kedua untuk menjadi presiden negara berikutnya, di Sao Paulo, Brasil, Minggu, 30 Oktober 2022. Di sebelah kanan adalah pasangannya Geraldo Alckmin.
Foto: AP Photo/Andre Penner
Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula melambai kepada para pendukung yang berkumpul di Paulista Av. setelah dia mengalahkan petahana Jair Bolsonaro dalam pemilihan presiden putaran kedua untuk menjadi presiden negara berikutnya, di Sao Paulo, Brasil, Minggu, 30 Oktober 2022. Di sebelah kanan adalah pasangannya Geraldo Alckmin.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri China pada Senin (31/10/2022) mengucapkan selamat kepada Luiz Inacio da Silva atas kemenangannya dalam pemilihan presiden (pilpres) Brasil. Lula da Silva berhasil mengalahkan petahana Jair Bolsonaro dalam putaran kedua pilpres Brasil yang dilangsungkan akhir pekan kemarin.

99,55 persen surat suara telah selesai dihitung pada Ahad (30/10/2022) waktu setempat. Lula da Silva unggul tipis, yakni memperoleh 50,9 persen suara, sementara Bolsonaro 49,1 persen.

Baca Juga

Juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan pada Senin bahwa China bersedia bekerja dengan Lula untuk mempromosikan kemitraan strategis yang komprehensif antara China dan Brasil ke tingkat yang baru.

"China dengan tulus mengucapkan selamat kepada Lula atas terpilihnya kembali sebagai Presiden Brasil dan mengharapkan pencapaian baru Brasil dalam upaya pembangunan bangsanya," kata Zhao dalam jumpa pers reguler.

Lula yang berhaluan kiri, sebelumnya menjadi presiden dua periode, memimpin Brasil ke dalam kelompok BRICS pertama pada 2009. Kelompok itu awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China, sebelum Afrika Selatan bergabung pada 2010.

Hubungan antara China dan Brasil memburuk di bawah pemerintahan presiden sayap kanan Bolsonaro. Hingga pengumuman surat suara dihitung, Bolsonaro belum mengakui kekalahannya.

Dalam pilpres putaran pertama 2 Oktober lalu, Lula da Silva memperoleh 48 persen suara, sedangkan Bolsonaro 43 persen. Karena tak memenuhi ambang batas 50 persen, maka digelar putaran kedua.

 

 

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement