REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia memperingatkan tentang bahaya penerapan kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI) tanpa partisipasinya. Moskow telah menangguhkan implementasi kesepakatan tersebut setelah armada angkatan laut dan infrastruktur militernya di Sevastopol menjadi sasaran serangan pesawat nirawak.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, karena saat ini Rusia sedang menangguhkan BSGI, jika kesepakatan tersebut tetap dijalankan, kapal-kapal pengangkut yang melintas di wilayah perairan tersebut tak dapat dijamin keamanannya.
“Dalam kondisi di mana Rusia berbicara tentang ketidakmungkinan menjamin keselamatan navigasi di wilayah ini, kesepakatan seperti itu hampir tidak mungkin,” ujar Peskov kepada awak media, Senin (31/10/2022).
Dia pun menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan BSGI diperpanjang tanpa persetujuan Rusia. “Itu mengambil karakter yang berbeda, jauh lebih berisiko, berbahaya,” jawab Peskov.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia turut menyampaikan pernyataan serupa seperti Peskov. Nebenzia mengatakan, akan berbahaya jika BSGI tetap diterapkan tanpa keterlibatan negaranya.
“(Rusia) tidak dapat membiarkan kapal lewat tanpa hambatan, tanpa pemeriksaan kami. Kami harus melakukan tindakan kami sendiri untuk mengontrol apa yang diizinkan oleh Joint Coordination Center tanpa persetujuan kami,” ucapnya.
Pada Sabtu (29/10/2022) pekan lalu, Rusia mengumumka, mereka menangguhkan penerapan BSGI. Penangguhan dilakukan setelah sejumlah kapal dan infrastruktur militer mereka di Sevastopol diserang pesawat nirawak (drone) Ukraina. Moskow pun menuding para spesialis atau ahli dari Inggris terlibat dalam proses penyerangan tersebut.
“Sehubungan dengan tindakan angkatan bersenjata Ukraina, yang dipimpin ahli-ahli Inggris, yang menargetkan, antara lain, kapal-kapal Rusia yang memastikan berfungsinya koridor kemanusiaan tersebut (yang tidak dapat didefinisikan selain sebagai tindakan terorisme), Rusia tidak dapat memberikan jaminan keamanan untuk kapal kargo kering sipil yang berpartisipasi dalam BSGI dan menangguhkan pelaksanaannya mulai hari ini dan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan," kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia.
Kemenlu Rusia menambahkan, instruksi terkait telah diberikan kepada perwakilan negara mereka di Joint Coordination Center di Istanbul, Turki. Pusat tersebut bertugas mengawasi lalu lintas pengiriman bahan pangan dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina.
Pada 22 Juli lalu, Rusia dan Ukraina menandatangani kesepakatan koridor gandum di Istanbul. Perjanjian itu ditekan di bawah pengawasan PBB dan Turki. Dengan perjanjian tersebut, Moskow memberi akses kepada Ukraina untuk mengekspor komoditas biji-bijiannya, termasuk gandum, dari pelabuhan-pelabuhan mereka di Laut Hitam yang kini berada di bawah kontrol pasukan Rusia. Itu menjadi kesepakatan paling signifikan yang dicapai sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari lalu.
Rusia dan Ukraina merupakan penghasil 25 persen produksi gandum dan biji-bijian dunia. Sejak konflik pecah Februari lalu, rantai pasokan gandum dari kedua negara itu terputus. Ukraina tak dapat melakukan pengiriman karena pelabuhan-pelabuhannya direbut dan dikuasai Rusia. Sementara Moskow tak bisa mengekspor karena adanya sanksi Barat. Hal itu sempat memicu kekhawatiran bahwa dunia bakal menghadapi krisis pangan.