Rabu 02 Nov 2022 08:54 WIB

Lima Orang Petugas Polisi Ekuador Tewas

Lima petugas polisi Ekuador tewas dalam serangan ledakan saat pemindahan narapidana

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Setidaknya lima petugas polisi Ekuador tewas dalam serangan ledakan saat merespons pemindahan narapidana dari penjara yang terlalu penuh dan kerap dilanda kekerasan.
Foto: AP Photo/ Magdalena Moreira
Setidaknya lima petugas polisi Ekuador tewas dalam serangan ledakan saat merespons pemindahan narapidana dari penjara yang terlalu penuh dan kerap dilanda kekerasan.

REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Setidaknya lima petugas polisi Ekuador tewas dalam serangan ledakan saat merespons pemindahan narapidana dari penjara yang terlalu penuh dan kerap dilanda kekerasan. Presiden Guillermo Lasso mendeklarasikan masa darurat selama dua pekan di dua provinsi.

Lassa yang berhaluan konservatif menyalahkan kekerasan termasuk di dalam penjara, pada geng bandar narkoba yang membalas upaya pemerintah memberantas peredaran narkoba. Ekuador merupakan jalur transit narkoba menuju Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Dalam sebuah pidato yang dirilis melalui video Lasso mengatakan serangan Selasa (1/11/2022) pagi dan malam termasuk sembilan ledakan di dua kota merupakan deklarasi perang geng-geng narkoba.

"Apa yang terjadi semalam dan hari ini di Guayaquil dan Esmeraldas jelas menunjukkan batas-batas yang kelompok organisasi trans-nasional bersedia lampaui, kami mengambil tindakan yang mengkhawatirkan mereka, karena itu reaksinya dengan kekerasan," katanya, Rabu (2/11/2022).

Ia mendeklarasikan masa darurat di Provinsi Guayas dan Esmeraldas. Pasukan keamanan akan menggelar operasi intensif dan memberlakukan jam malam mulai pukul 21.00 waktusetempat.

Lasso membatalkan kunjungan pribadi ke AS karena serangan itu. Ia kerap mendeklarasikan masa darurat untuk membalas kekerasan.

Polisi mengatakan enam ledakan dilaporkan terjadi pada Selasa pagi di beberapa sebelah barat Kota Guayaquil. Dua polisi tewas dalam serangan di pinggir kota. Tiga polisi tewas di kota dan sekitarnya.

Tiga ledakan dilaporkan terjadi di Esmeraldas dan tujuh sipir penjara dijadikan sandera tahanan yang memprotes pemindahan. Pada kantor berita SNAI, polisi mengatakan para sipir itu akhirnya dilepaskan usai negosiasi.

Penjara-penjara di Ekuador sudah mengalami masalah struktural selama berpuluh-puluh tahun. Tapi kekerasan melonjak pada akhir 2020-an, menewaskan sekitar 400 orang lebih.

SNAI melaporkan sejauh ini sudah 515 narapidana yang dipindahkan dari Lembaga Pemasyarakatan Guayaquil ke penjara-penjara lain. Penjara Guayaquil merupakan penjara paling penuh dengan kekerasan di Ekuador. Pemindahan itu bertujuan untuk mengurangi kepadatan dan memastikan keamanan populasi penjara.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement