REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI – Uni Emirat Arab (UEA) dan Amerika Serikat (AS) telah menandatangani kemitraan guna memacu investasi 100 miliar dolar AS dalam proyek energi bersih. Kedua negara pun bertekad menambah 100 gigawatt energi bersih secara global pada 2035.
"Bersama-sama, kami akan memacu investasi skala besar dalam teknologi energi baru, di negara kami sendiri, di seluruh dunia dan di negara berkembang," kata utusan energi AS Amos Hochstein dalam sebuah pernyataan, Selasa (1/11/2022), dilaporkan kantor berita UEA, Emirates News Agency.
Menurut Hochstein, kemitraan AS-UEA akan menghimpun dan merangsang pendanaan serta dukungan dari sektor swasta hingga publik untuk inovasi energi bersih, manajemen karbon dan metana, reaktor canggih, serta dekarbonisasi industri dan transportasi.
Di bawah kesepakatan, UEA dan AS akan memberikan bantuan teknis, manajemen proyek, dan pendanaan untuk proyek-proyek di bidang energi berkelanjutan secara komersial dan berbasis lingkungan di negara-negara lain. “Transisi energi membutuhkan rencana yang realistis, praktis, dan ekonomis guna mewujudkan kemajuan iklim bersama dengan ketahanan energi serta pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” kata Menteri Perindustrian dan Teknologi Sultan al-Jaber.
Kesepakatan AS dan UEA juga akan fokus pada investasi dalam rantai pasokan yang bertanggung jawab, mempromosikan pertambangan hijau, serta produksi mineral dan bahan penting untuk keperluan transisi energi.