REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemerintah Delhi akan memberikan kompensasi sebesar 5.000 rupee kepada pekerjaan konstruksi yang terdampak oleh penghentian proyek akibat polisi udara. Pemerintah juga mengimbau 20 juta warga Delhi untuk berbagi perjalanan dengan mobil, bekerja dari rumah jika memungkinkan, dan mengurangi penggunaan batu bara atau kayu bakar di rumah.
Delhi menjadi ibu kota paling tercemar di dunia. Kota ini diselimuti kabut asap setiap musim dingin, karena udara yang dingin dan berat menjebak debu konstruksi, emisi kendaraan, dan asap dari pembakaran sisa tanaman di negara bagian Haryana dan Punjab yang berdekatan menjelang musim panen baru.
“Kegiatan konstruksi telah dihentikan di seluruh Delhi karena polusi,” kata Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal di Twitter, pada Rabu (2/11/2022).
Kejriwal menambahkan, dia telah meminta menteri tenaga kerja untuk mencairkan dana kompensasi tersebut. Pemerintah belum mengatakan kapan pembatasan konstruksi akan berakhir. Pekerjaan proyek di fasilitas umum, seperti di rumah sakit, jalan dan bandara, dikecualikan.
Polusi Delhi berada dalam kategori sangat buruk pada Rabu pagi. Udara yang sangat buruk dapat menyebabkan penyakit pernapasan jika terlalu lama terpapar. Sementara itu, udara yang parah dapat memengaruhi orang sehat dan berdampak serius pada mereka yang memiliki penyakit lain.
Delhi telah menangguhkan sebagian besar kegiatan konstruksi dan pembongkaran mulai Selasa (1/11/2022). Keputusan ini diambil usai kualitas udara di ibu kota India semakin memburuk karena angin dan kondisi meteorologi lainnya.
Dewan Pengendalian Polusi Pemerintah Pusat menyatakan, indeks kualitas udara (AQI) memuncak pada 415 di daerah Anand Vihar Delhi pada Senin (31/10/2022) atau jauh dari kategori "baik". Angka di atas 400 dianggap "parah" yang dapat mempengaruhi orang sehat dan berdampak serius pada mereka yang memiliki penyakit.
"Para ahli memperkirakan bahwa kecepatan angin akan turun mulai 1 November dan arahnya akan berubah," ujar Menteri Lingkungan Delhi Gopal Rai.
Berdasarkan kondisi tersebut, diperkirakan AQI akan melampaui 400 ke dalam kategori parah. Data ini akhirnya membuat pemerintah Kota Delhi mengambil langkah pembatasan kegiatan. Meski begitu, pemerintah belum mengumumkan durasi pelaksanaan penangguhan kegiatan konstruksi dan pembongkaran tersebut.
Rai mengatakan, 586 tim telah dibentuk untuk memantau pekerjaan konstruksi dan pengecualian akan diberikan kepada rumah sakit, kereta api, bandara, dan kegiatan publik lainnya. Dia menyatakan, 521 mesin akan memercikkan air ke seluruh kota untuk menghilangkan debu sementara hampir 233 senjata antikabut dikerahkan.