REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sensus resmi Inggris pada Selasa (1/11/2022) mencatat jumlah penduduk Inggris dan Wales yang lahir di luar negeri mencapai 10 juta pada 2021. Angka ini naik dari 7,5 juta dari satu dekade sebelumnya.
"Orang-orang yang lahir di luar negeri tetapi sekarang tinggal di Inggris dan Wales berjumlah 16,8 persen dari populasi dua wilayah yang berjumlah 59,6 juta, naik dari 13,4 persen pada 2011," kata Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS).
Di London, sejumlah 40,6 persen populasi lahir di luar negeri. Angka ini naik 36,7 persen pada 2011. Data ONS menunjukkan populasi Inggris dan Wales meningkat dengan total 3,5 juta antara sensus 2011 dan 2021.
Perubahan karena migrasi menyumbang sebagian besar pertumbuhan populasi bersih selama periode tersebut. Kekhawatiran publik tentang migrasi yang cepat dan tidak terkendali dari Uni Eropa adalah salah satu faktor utama dibalik pemilihan Inggris tahun 2016 untuk meninggalkan Uni Eropa.
Sejak itu, kekhawatiran tentang migrasi telah mereda menurut jajak pendapat. Data resmi lainnya menunjukkan migrasi keseluruhan tidak banyak melambat sejak pembatasan migran Uni Eropa mulai berlaku pada awal 2021, tetapi komposisinya telah bergeser secara nyata ke migran dari luar Uni Eropa.
Data sensus Selasa oleh ONS menunjukkan bahwa orang yang lahir di India adalah kelompok terbesar warga negara kelahiran asing atau berjumlah 920 ribu atau 1,5 persen dari populasi Inggris dan Wales.
Paspor non-Inggris yang paling umum adalah Polandia dipegang oleh 760 ribu orang atau 1,3 persen dari populasi. Sementara peningkatan terbesar adalah jumlah orang yang lahir di Rumania, yang naik 576 persen dalam waktu satu dekade menjadi 539 ribu.
Kebangsaan lain di lima besar termasuk orang yang lahir di Pakistan dan Irlandia. Warga negara Uni Eropa merupakan 36,4 persen dari penduduk kelahiran asing di Inggris dan Wales pada tahun 2021, naik dari 32,7 persen pada tahun 2011 dan 30 persen pada tahun 2001.
Angka untuk Inggris secara keseluruhan belum tersedia, setelah pemerintah pro-kemerdekaan Skotlandia menunda melakukan sensus hingga awal tahun ini, dengan alasan pandemi COVID-19.