Kamis 03 Nov 2022 20:25 WIB

Pengadilan Belanda Penjarakan Aktivis Iklim yang Incar Karya Seni

Aktivis iklim dipenjara dua bulan atas tuduhan perusakan dan kekerasan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung mengambil gambar lukisan Johannes Vermeers, Girl with a Pearl Earring (sekitar 1665) selama pratinjau untuk pers Mauritshuis yang direnovasi di Den Haag, Belanda, 20 Juni 2014. Mahakarya Vermeer telah menjadi karya seni terbaru yang ditargetkan oleh aktivis iklim dalam protes di museum Mauritshuis di Den Haag pada Kamis, 27 Oktober 2022.
Foto: AP Photo/Peter Dejong
Pengunjung mengambil gambar lukisan Johannes Vermeers, Girl with a Pearl Earring (sekitar 1665) selama pratinjau untuk pers Mauritshuis yang direnovasi di Den Haag, Belanda, 20 Juni 2014. Mahakarya Vermeer telah menjadi karya seni terbaru yang ditargetkan oleh aktivis iklim dalam protes di museum Mauritshuis di Den Haag pada Kamis, 27 Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Sebanyak dua aktivis perubahan iklim dari Belgia dijatuhi hukuman dua bulan penjara oleh pengadilan Belanda. Mereka menargetkan lukisan terkenal Johannes Vermeer "Girl with a Pearl Earring" pekan lalu.

"Sebuah karya seni yang tergantung di sana untuk dinikmati semua, untuk kita semua, telah dinodai oleh terdakwa yang merasa pesan mereka didahulukan dari segalanya," kata jaksa penuntut.

Baca Juga

Jaksa penuntut umum telah meminta empat bulan penjara sebagai hukuman terhadap pelaku perusakan karya seni tersebut. Namun, hakim mengatakan, dia tidak ingin hukumannya membuat orang lain berkecil hati untuk berdemonstrasi.

Kedua pria itu diadili melalui pengadilan jalur cepat atas tuduhan perusakan dan kekerasan terbuka terhadap lukisan itu. Sedangkan aktivis ketiga tidak setuju dengan persidangan yang dipercepat dan baru akan muncul di pengadilan pada Jumat (4/11/2022).

Ketiga pelaku perusakan lukisan ini adalah bagian dari kelompok iklim Just Stop Oil Belgia yang tidak berafiliasi dengan Just Stop Oil di Inggris. Just Stop Oil Belgia mengatakan putusan itu sebagai tindakan yang ironis.

"Bukankah ironis bahwa aktivis iklim yang tanpa kekerasan menentang pembantaian massal kehidupan di Bumi dikutuk?” ujar kelompok melalui surel.

Tindakan penyerangan terhadap karya seni dilakukan untuk menyoroti perasaan yang sama saat melihat karya seni hancur dengan melihat planet Bumi hancur. Alasan ini memicu gelombang di beberapa negara Eropa melakukan penyerangan terhadap karya seni, meski beberapa hanya diamankan atau didenda tanpa ada hukuman sampai dipenjara. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement