REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lembaga pemantau Korea Utara (Korut) proyek 38 North mengatakan sebuah kereta melewati perbatasan Korut menuju Rusia. Laporan ini disampaikan dua hari usai Amerika Serikat (AS) mengatakan mendapat informasi Pyongyang mengirimkan peluru artileri ke Rusia untuk perang di Ukraina.
Proyek 38 North mengatakan ini pertama kalinya pergerakan kereta semacam itu terlihat di jalur tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Pergerakan kereta diketahui lewat citra satelit. Pada Rabu (2/11/2022), layanan satwa Rusia mengatakan sebuah kereta melewati perbatasan Korut membawa kuda.
"Tidak mungkin untuk menentukan tujuan kereta dari foto, tapi penyeberangan dilakukan saat muncul laporan penjualan senjata dari Korut ke Rusia dan perkiraan umum dimulainya kembali perdagangan antara dua negara," kata 38 North, Sabtu (5/11/2022).
Proyek itu mengatakan pada awal pandemi Covid-19 pada Februari 2020 Korut menutup Jembatan Persahabatan Korea Utara-Rusia (Tumangang Friendship Bridge) sepanjang 800 meter. Ini adlaah satu-satunya jalur yang menghubungkan kedua negara.
Dalam laporannya, proyek 38 North mengatakan pukul 10.24 pagi waktu setempat terloihat tiga gerbong tertutup di sisi Korut. Pada pukul 13.10 waktu setempat gerbong-gerbong itu muncul di belakang lokomotif Rusia, sekitar 200 meter dari jembatan rel yang menghubungkan kedua negara.
Pada pukul 14.29 waktu setempat lokomotif dan tiga gerbong itu terlihat di rel yang mengarah ke Stasiun Khasan, Rusia, sekitar 2 kilometer dari perbatasan dan tiga gerbong tertutup yang lebih kecil atau mungkin kontainer di atas gerbong rata di parkir di samping kereta yang baru tiba di rel sebelahnya.
"Tidak dapat ditentukan apakah pemindahan material sedang dilakukan, dan lokasi parkir kereta-kereta ini mungkin tidak berhubungan," kata laporan proyek 38 North.
Sebelumnya Gedung Putih mengatakan Washington mendapat informasi yang mengindikasi diam-diam Korut memasok Rusia peluru artileri dalam jumlah "signifikan" untuk perang di Ukraina. AS juga mengatakan Korut menutupi pengiriman dengan menyalurkannya melalui negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Pada September Korut mengatakan tidak pernah memasok senjata atau amunisi ke Rusia dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya. Berdasarkan pernyataan layanan satwa Rusia pada Rabu lalu Moskow dan Pyongyang memulai kembali perjalanan kereta untuk pertama kalinya sejak pandemi. Rusia mengirimkan 30 kuda abu-abu ras asli Orlov Trotter ke Korut.
Pemimpin Korut Kim Jong-un dikenal sebagai penggemar kuda. Pada 2019, media Korut menunjukkan ia sedang menelusuri pegunungan bersalju dengan kuda putih. Data bea cukai Rusia menunjukkan selama beberapa tahun Korut menghabiskan ribuan dolar untuk membeli kuda ras asli dari Rusia.