REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komite penyelidikan serangan 6 Januari House of Representatives Amerika Serikat (AS) memberi waktu bagi mantan presiden Donald Trump sampai pekan depan untuk menyerahkan dokumen yang diminta. Serangan ke Capitol Hill tahun lalu itu dilakukan pendukung Trump.
Komite 6 Januari mengirimkan surat perintah pada 21 Oktober lalu pada Trump untuk menyerahkan dokumen yang diminta pada 4 November. Ia harus menyampaikan kesaksian pada atau sekitar 14 November.
"Kami telah menerima korespondensi dari mantan presiden dan penasihatnya sehubungan surat perintah Komite Terpilih," kata ketua Komite Terpilih House, dari Partai Demokrat Bennie Thompson dan wakilnya dari Partai Republik Liz Cheney dalam pernyataannya, Sabtu (5/11/2022).
"Kami telah memberitahu penasihat mantan presiden bahwa ia harus mulai mengirimkan dokumen-dokumen itu paling lambat pekan depan dan ia masih di bawah surat perintah untuk menyampaikan kesaksiaan pada 14 November," tambah mereka.
Komite yang terdiri tujuh anggota parlemen Demokrat dan dua Republik ingin mendapatkan berbagai dokumen dari Trump yang akan memerinci komunikasi yang mungkin ia lakukan sebelum 6 Januari dan setelahnya dengan anggota parleman dan anggota kelompok ekstremis. Termasuk bekas rekan dan stafnya.
Dokumen-dokumen dan catatan komunikasi tambahan yang dicari berhubungan dengan pengerahan massa ke Capitol Hill pada 6 Januari. Komite juga mencari komunikasi yang berhubungan dengan upaya mendorong negara bagian menunda meresmikan hasil pemilu atau mengesahkan daftar alternatif "pemilih" yang akan mendukung kemenangan Trump.
Trump kerap menyebut komite itu sebagai "komite yang tidak dipilih". Ia menuduh mereka menggelar serangan politik tidak adil padanya sambil terus menolak penyelidikan penyebaran informasi palsu tentang kecurangan pemilu. Juru bicara Trump belum menanggapi permintaan komentar.
Trump diperkirakan tidak akan mengikuti surat perintah komite dan mencoba untuk mengulur waktu. Mandat komite tampaknya akan berakhir pada awal tahun depan bila Partai Republik memenangkan pemilu sela pada Selasa (8/11/2022) mendatang.
Pada 6 Januari 2021 ribuan pendukung Trump menyerang Capitol Hill untuk mencegah Kongres meresmikan kemenangan Joe Biden dalam pemilu. Trump memberikan pidato yang menghasut dengan mengklaim pemilu telah dicurangi.
Lima petugas polisi tewas selama dan sesudah peristiwa tersebut, lebih dari 140 polisi terluka. Capitol Hill mengalami kerusakan senilai ratusan juta dolar dan wakil presiden saat itu Mike Pence, anggota Kongres, dan staf dilarikan untuk menyelamatkan nyawa mereka.