REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- CEO baru Twitter Elon Musk telah mencanangkan misi untuk membuat platform media sosial yang dipimpinnya menjadi sumber informasi paling akurat. Misi tersebut seketika memicu perdebatan, terutama tentang siapa pihak yang berhak menentukan apakah suatu informasi akurat atau sebaliknya.
“Twitter perlu menjadi sumber informasi paling akurat tentang dunia. Itu misi kami,” kata Musk lewat akun Twitter pribadinya, Ahad (6/11/2022).
Cicitannya langsung memperoleh puluhan ribu balasan. Para pengguna Twitter mempertanyakan bagaimana Musk akan merealisasikan misi tersebut. Pendiri Twitter, Jack Dorsey, turut menimbrung dalam kolom balasan cicitan Musk. “Akurat untuk siapa?” tanya Dorsey lewat akunnya.
Pada Ahad lalu, Musk turut menyampaikan bahwa para pengguna Twitter yang terlibat dalam peniruan identitas atau impersonate tanpa secara jelas menyebutkannya sebagai akun "parodi”, akan ditangguhkan secara permanen tanpa peringatan. Dia mengatakan Twitter sebelumnya mengeluarkan peringatan sebelum penangguhan. Namun karena Twitter meluncurkan verifikasi luas, tidak akan ada peringatan serta "tidak ada pengecualian”.
Pada Sabtu (5/11/2022) lalu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Volker Turk telah menulis surat terbuka kepada Elon Musk. Dalam surat itu, Turk mendesak Musk memastikan HAM menjadi pusat pengelolaan platform medsos berlambang burung tersebut.
Turk mengungkapkan, Twitter adalah bagian dari revolusi global yang telah mengubah cara orang-orang di seluruh dunia berkomunikasi. “Tapi saya menulis dengan keprihatinan dan ketakutan tentang alun-alun publik digital kita dan peran Twitter di dalamnya,” tulis Turk dalam suratnya kepada Elon Musk, Sabtu (5/11/2022).
Dia menjelaskan, seperti semua perusahaan, Twitter perlu memahami bahaya yang terkait dengan platformnya dan mengambil langkah untuk mengatasinya. “Menghomarti HAM kita bersama harus menetapkan pagar pembatas untuk penggunaan dan evolusi platform. Singkatnya, saya mendesak Anda untuk memastikan HAM menjadi pusat pengelolaan Twitter di bawah kepemimpinan Anda," kata Turk kepada Elon Musk.