REPUBLIKA.CO.ID,AL-MUKALLA -- Seorang wanita Yaman telah mencoba bunuh diri di dalam penjara yang dikuasai oleh kelompok Houthi di kota Sanaa. Hal ini menyusul dugaan penganiayaan fisik dan psikologis yang dialami oleh tahanan perempuan itu.
Kabar ini dihembuskan oleh kelompok aktivis hak asasi manusia Yaman. Kelompok itu menyinggung insiden percobaan bunuu diri yang sekali lagi terjadi membawa perhatian pada kondisi tidak manusiawi di fasilitas penahanan Houthi.
Salah satu yang vokal menyuarakan hal ini ialah Abductees’ Mothers Association yang merupakan wadah bagi ribuan anggota keluarga perempuan tawanan perang sipil. Ketua Abductees’ Mothers Association, Amat Al-Salam Al-Hajj, mengungkapkan seorang tahanan wanita mencoba bunuh diri pekan lalu dengan memotong arteri di tangannya demi menghindari perlakuan kasar di dalam penjara di Sanaa.
Tahanan wanita lainnya menyelamatkan teman sekamar mereka itu yang sudah berdarah dengan membawanya ke fasilitas medis. Al-Hajj mengatakan setelah keluarga para tahanan mengunjungi Penjara Pusat di Sanaa, berita tentang upaya bunuh diri wanita itu diketahui secara luas.
"Ada banyak kekerasan di dalam penjara Houthi, yang telah mendorong beberapa tahanan untuk mencoba bunuh diri lebih dari sekali," kata Al-Hajj dikutip dari Arab News pada Senin (7/11/2022).
Al-Hajj menambahkan organisasinya telah mendokumentasikan upaya bunuh diri serupa oleh narapidana karena perlakuan kasar. Tindakan itu dilakukan oleh polisi wanita Houthi yang dikenal sebagai Zaynabiat dan para penculik wanita Houthi terkenal yang dikenal sebagai Um Al-Karar.
Al-Hajj mengatakan Entesar Al-Hammadi, seorang model dan aktris Yaman yang diculik oleh Houthi dari jalan Sanaa awal tahun lalu juga mencoba bunuh diri. Hal ini sebagai akibat dari penganiayaan di tangan Um Al-Karar dan lainnya.
Diketahui, sejak Houthi mengambil alih wilayah Yaman dengan paksa pada akhir 2014, ratusan warga sipil telah diculik, dihilangkan secara paksa dan disiksa tanpa ampun oleh milisi.
Sementara itu, Reporters Without Borders (RSF) telah mendesak Houthi untuk segera membebaskan seorang jurnalis muda Yaman bernama Younis Abdel Salam yang diculik oleh milisi di Sanaa pada tahun 2021. Hal ini karena kesehatannya memburuk dan dia membutuhkan perhatian medis darurat.
"Penahanan sewenang-wenangnya selama lebih dari setahun telah berdampak pada kesehatan mental dan tubuhnya. Dia membutuhkan perhatian medis yang mendesak dan, yang paling penting, dia harus dibebaskan. Kami mendesak Houthi untuk membebaskannya," kata Kepala Desk Timur Tengah RSF, Jonathan Dagher.
Keluarga Younis Abdel Salam mengatakan kepada RSF bahwa pria berusia 28 tahun itu telah kehilangan hampir setengah dari berat badannya dan kondisi mentalnya semakin buruk. Bahkan Houthi telah menolak akses obat untuk Younis Abdel Salam dan melarang pengunjung membawakan buku untuknya.
"Terakhir kali saya melihat Younis, dia hancur secara mental," kata saudaranya, Sultan, kepada RSF.