Selasa 08 Nov 2022 06:44 WIB

Rwanda Tuduh Kongo Langgar Ruang Udaranya

Rwanda mengatakan pesawat militer Republik Kongo melanggar batas ruang udaranya

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Rwanda mengatakan pesawat militer Republik Kongo melanggar batas ruang udaranya. Ilustrasi
Foto: AP
Rwanda mengatakan pesawat militer Republik Kongo melanggar batas ruang udaranya. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KIGALI -- Pemerintah Rwanda mengatakan pesawat militer Republik Kongo melanggar batas ruang udara Rwanda. Kigali menyebut insiden itu tindakan provokasi di tengah upaya menurunkan ketegangan antara dua negara bertetangga.

Kongo dan Rwanda bersitegang sejak pemberontak M23 meningkatkan serangan di Kongo timur tahun ini. Pihak berwenang di Kongo sudah lama menuduh Rwanda mendukung kelompok yang dipimpin suku Tutsi itu.

Baca Juga

M23 menggelar serangan ketiganya pada tahun ini di Provinsi Kivu Utara pada 20 Oktober lalu. Beberapa hari kemudian Kongo mengusir Duta Besar Rwanda setelah menuduh tetangganya mendukung kelompok pemberontak itu.

Rwanda membantah keterlibatan dalam bentuk apa pun dan mengatakan tuduhan itu hanya taktik Kongo menutupi kegagalannya menjaga keamanan. Pejabat kedua negara sudah bertemu di Angola pada Sabtu (5/11/2022) lalu untuk mengakhiri kebuntuan.

Dalam pernyataannya pemerintah Rwanda mengatakan pada Senin (7/11/2022) pagi pesawat jet Sukhoi-25 yang terbang dari Kongo mendarat sebentar di Bandara Rabavu di Provinsi Barat, Rwanda. Tidak ada tindakan militer yang diambil dan pesawat tempur itu kembali ke Kongo.

"Pihak berwenang Rwanda sudah mengajukan protes ke pemerintah Republik Demokratik Kongo atas provokasi ini," kata Rwanda dalam pernyataannya.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Kongo Sylvain Ekenge tidak memberikan komentar. Kerusuhan di Kivu Utara memecah ketenangan berbulan-bulan. Daerah kaya mineral itu dipenuhi aktivitas milisi.

Angkatan bersenjata sudah beberapa kali bentrok dengan pemberontak M23. Pertempuran memaksa lebih dari 90 ribu orang mengungsi. Walaupun sudah ada upaya memukul mundur, tapi milisi rebut Kota Kiwanja, de-facto memotong sebagian provinsi.

Pada 31 Oktober ribuan orang menggelar unjuk rasa anti-Rwanda di Kota Goma. Bulan Juli lalu Kongo dan Rwanda sudah berjanji untuk mengakhiri permusuhan dan menyingkirkan M23 dari Kongo, beberapa pekan setelah kelompok itu menggelar serangan paling berat sejak pemberontakan 2012-2013 ketika mereka merebut banyak wilayah.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement