REPUBLIKA.CO.ID, SHARM EL SHEIKH -- Belgia pada Senin (7/11/2022) menjadi negara ketiga di dunia yang berkomitmen memberikan kompensasi keuangan untuk membantu negara-negara berkembang mengatasi kerusakan dan kerugian yang disebabkan oleh perubahan iklim. Belgia menawarkan 2,5 juta euro untuk mendukung Mozambik.
Meskipun relatif kecil, dana tersebut memiliki signifikansi yang sangat besar. Menteri Kerjasama Pembangunan, Frank Vandenbroucke mengatakan, Belgia akan mengalokasikan 2,5 juta euro untuk mengatasi kerusakan perubahan iklim untuk Mozambik dari tahun 2023 hingga 2028. Bantuan dana ini akan mendukung sejumlah proyek pembangunan seperti memasang panel surya di daerah yang tidak terhubung ke jaringan listrik.
"Kami akan melakukan intervensi di lapangan untuk membantu penduduk melindungi komunitas, dan lingkungan mereka dengan lebih baik dari bencana alam seperti angin topan dan banjir, yang semakin ganas akibat perubahan iklim," kata Vandenbroucke dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan pemerintah Belgia tidak merinci apakah uang itu akan fokus untuk menghindari kerugian dengan mempersiapkan bencana akibat cuaca yang lebih ekstrem, atau apakah itu akan mengkompensasi kerugian masyarakat setelah terjadi bencana terkait iklim. Sebelumnya hanya Skotlandia dan Denmark yang menjanjikan pendanaan untuk kerugian dan kerusakan terkait perubahan iklim.
Para pencemar utama termasuk Amerika Serikat dan Uni Europa sebelumnya tidak menyetujui pemberian bantuan keuangan kepada negara-negara miskin yang terdampak perubahan iklim. Menjelang konferensi iklim COP27 di Mesir, puluhan negara berkembang bersatu menuntut agar negara-negara maju menyetujui fasilitas pendanaan. Tuntutan tersebut yaitu, negara-negara kaya harus memberikan bantuan keuangan kepada negara-negara yang rentan terdampak perubahan iklim.
Mozambik adalah salah satu negara termiskin di dunia dan paling rentan terhadap perubahan iklim. Mozambik menghadapi cuaca ekstrem termasuk angin topan, kekeringan dan banjir besar yang dalam beberapa tahun terakhir. Bencana ini telah merusak tanaman, mencemari pasokan air dan memaksa orang untuk meninggalkan rumah mereka. Menurut penilaian Organisasi Buruh Internasional, Topan Idai yang melanda Mozambik pada 2019, menyebabkan kerusakan dengan nilai sekitar 1,4 miliar dolar AS, dan kerugian 1,39 miliar dolar AS.