Selasa 08 Nov 2022 16:45 WIB

Warga Bentrok Dengan Otoritas Cina Terkait Aturan Penguncian Covid-19

Aturan ketat China sebabkan kekurangan pangan, konfrontasi, dan gangguan rantai pasok

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Pekerja yang memakai masker wajah menjahit kain di sebuah pabrik tekstil di daerah Huimin di provinsi Shandong, China timur pada 25 Oktober 2022. Manufaktur China melemah pada Oktober, sebuah survei resmi menunjukkan Senin, menambah tekanan ke bawah pada ekonomi ketika Partai Komunis yang berkuasa mencoba untuk membalikkan perlambatan.
Foto: Chinatopix Via AP
Pekerja yang memakai masker wajah menjahit kain di sebuah pabrik tekstil di daerah Huimin di provinsi Shandong, China timur pada 25 Oktober 2022. Manufaktur China melemah pada Oktober, sebuah survei resmi menunjukkan Senin, menambah tekanan ke bawah pada ekonomi ketika Partai Komunis yang berkuasa mencoba untuk membalikkan perlambatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Penduduk di Kota Shandong Linyi terlibat bentrokan dengan pihak berwenang yang memberlakukan pembatasan karantina Covid-19. Polisi di wilayah timur laut Cina itu mengatakan, tujuh orang telah ditangkap menyusul bentrokan tersebut.

Bentrokan itu terjadi ketika China pada Selasa (8/11/2022) melaporkan 2.230 kasus Covid-19 di Guangzhou. China terus menerapkan kebijakan karantina, penguncian, dan pengujian wajib harian yang ketat. Sebuah rilis berita dari Departemen Kepolisian di Kota Shandong Linyi mengatakan, keamanan publik akan mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang secara ilegal melanggar hak-hak hukum perlindungan pribadi warga negara.

Baca Juga

Langkah-langkah anti-pandemi telah memicu reaksi balik di seluruh negeri, dan menimbulkan tantanganbagi otoritas Partai Komunis. Sejauh ini identitas tujuh orang yang ditangkap tidak diketahui. Berita mengenai penangkapan itu muncul di media sosial China pada Selasa pagi, tetapi dihapus oleh sensor negara sebelum tengah hari.

Presiden China Xi Jinping telah menjadikan kebijakan nol Covid-19 sebagai ciri pemerintahannya. Penguncian yang ketat selama musim panas menyebabkan kekurangan pangan, konfrontasi dengan pihak berwenang, dan gangguan rantai pasokan global yang bergantung pada manufaktur dan pengiriman dari China.

Sebagian besar negara telah melonggarkan pembatasan Covid-19. Namun China masih mengambil langkah secara hati-hati dan menerapkan pembatasan yang ketat. China masih menutup sebagian besar perbatasannya.

Perdagangan China pada Oktober menyusut karena permintaan global melemah dan kontrol anti-virus membebani belanja konsumen domestik. Ekspor China turun 0,3 persen dari tahun sebelumnya. Badan bea cukai pada Senin (7/11/2022) melaporkan, impor China pada Oktober turun 0,7 persen dibandingkan dengan ekspansi 0,3 persen dari bulan sebelumnya.

Pekan lalu, akses ke zona industri yang menjadi lokasi produksi iPhone ditangguhkan selama satu minggu menyusul lonjakan infeksi Covid-19 di Zhengzhou. Para pekerja pabrik bergegas meninggalkan lokasi kerja mereka. Banyak yang memanjat pagar dan berjalan di sepanjang jalan raya untuk menghindari ditempatkan di pusat karantina dengan standar makanan, sanitasi, dan privasi yang banyak dikritik.

Apple Inc, pada Ahad (5/11/2022) mengumumkan bahwa pelanggan harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan model iPhone terbaru. Apple mengatakan pabrik Foxconn di Kota Zhengzhou, China beroperasi dengan kapasitas yang berkurang secara signifikan. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement