Selasa 08 Nov 2022 19:22 WIB

Pekerja Kemanusiaan AS Tewas Ditembak di Baghdad

Pekerja kemanusiaan AS ditembak di mobilnya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Pasukan keamanan Irak berkumpul di luar kamar mayat Rumah Sakit Sheikh Zayed di Baghdad, Senin, 7 November 2022. Penyerang menembak mati seorang pekerja bantuan Amerika di Baghdad pada hari Senin dalam pembunuhan yang jarang terjadi terhadap orang asing di ibukota Irak dalam beberapa tahun terakhir, dua polisi kata pejabat.
Foto: AP Photo/Hadi Mizban
Pasukan keamanan Irak berkumpul di luar kamar mayat Rumah Sakit Sheikh Zayed di Baghdad, Senin, 7 November 2022. Penyerang menembak mati seorang pekerja bantuan Amerika di Baghdad pada hari Senin dalam pembunuhan yang jarang terjadi terhadap orang asing di ibukota Irak dalam beberapa tahun terakhir, dua polisi kata pejabat.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Seorang pekerja bantuan kemanusiaan Amerika Serikat tewas ditembak di Baghdad. Pembunuhan terhadap seorang warga asing di ibukota Irak jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Pria AS yang bekerja sebagai pekerja kemanusiaan itu ditembak di mobilnya pada Senin (7/11/2022), ketika dia memasuki jalanan tempat dia tinggal di Karrada. Wilayah ini merupakan sebuah distrik komersial yang ramai di jantung ibukota Irak.

Baca Juga

"Penyelidikan awal dan saksi mata menunjukkan bahwa orang-orang bersenjata berusaha menculik warga Amerika," kata seorang mayor polisi Irak, dilaporkan Aljazirah, Selasa (8/11/2022).

Dua pejabat keamanan mengkonfirmasi seorang warga negara Amerika Serikat yang bekerja untuk sebuah organisasi bantuan internasional telah tewas. Namun pejabat keamanan itu tidam menyebutkan identitas korban. Sumber polisi juga mengatakan, istri dan anak korban juga berada di dalam mobil tetapi tidak terluka.

Kantor berita negara Irak, INA mengatakan bahwa panglima angkatan bersenjata negara itu memberi perintah untuk membentuk komite investigasi atas pembunuhan warga AS tersebut.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, pihaknya telah mengetahui laporan pembunuhan seorang pekerja kemanusiaan AS di Baghdad dan sedang menyelidikinya. Price mengatakan, Departemen Luar Negeri belum dapat mengkonfirmasi laporan bahwa korban adalah warga negara AS.

Menurut dokumen yang dilihat oleh kantor berita The Associated Press, korban telah menyewa sebuah apartemen di kawasan Wahda Karrada sejak Mei tahun lalu. Sejauh ini tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu. Sementara Kedutaan Besar AS di Baghdad tidak memberikan komentar.

Serangan pembunuhan terhadap individu di ibu kota Irak jarang terjadi sejak kekalahan kelompok ISIS) di negara itu pada 2017. Tetapi roket terkadang ditembakkan ke Kedutaan Besar AS. Pada Maret 2021, seorang kontraktor sipil AS meninggal karena serangan jantung saat berlindung dari serangan roket di pangkalan Irak yang menampung pasukan dari koalisi pimpinan AS yang memerangi ISIS.

Pada Maret 2020, dua bulan setelah pembunuhan komandan tertinggi Iran Qassem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad, dua tentara Amerika dan satu tentara Inggris tewas dalam serangan serupa. Ini adalah serangan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.

Serangan pada Senin terjadi setelah kabinet pemerintah baru Irak yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani diberi mosi percaya oleh parlemen pada akhir Oktober. Irak mengadakan pemilihan awal lebih dari setahun yang lalu sebagai tanggapan atas protes massal anti-pemerintah yang dimulai pada Oktober 2019 di Baghdad dan di seluruh Irak selatan.  

Para pengunjuk rasa menyerukan perombakan sistem politik yang didirikan setelah invasi pimpinan AS pada 2003. Pasukan koalisi pimpinan AS baru-baru ini mengakhiri misi tempur mereka di Irak tetapi terus memainkan peran penasehat bagi pasukan Irak dalam perang melawan ISIS.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement