Rabu 09 Nov 2022 10:42 WIB

Serangan Terhadap Hunian Pengungsi Meningkat di Jerman

Peningkatan serangan pengungsi karena bertambahnya pengungsi Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Sukarelawan membantu pengungsi yang baru tiba di Stasiun Utama Berlin, Jerman, Rabu (16/3/2022). Jumlah serangan terhadap hunian pengungsi di Jerman telah meningkat lagi setelah beberapa tahun menurun sejak 2015.
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Sukarelawan membantu pengungsi yang baru tiba di Stasiun Utama Berlin, Jerman, Rabu (16/3/2022). Jumlah serangan terhadap hunian pengungsi di Jerman telah meningkat lagi setelah beberapa tahun menurun sejak 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jumlah serangan terhadap hunian pengungsi di Jerman telah meningkat lagi setelah beberapa tahun menurun sejak 2015. Setidaknya 65 serangan terhadap tempat penampungan pengungsi selama tiga kuartal pertama tahun ini.

Media lokal Jerman Neuen Osnabruecker Zeitung melaporkan pada Selasa (8/11/2022), Kementerian Dalam Negeri merilis angka awal sebagai tanggapan atas pertanyaan parlemen oposisi Partai Kiri. Ada kekhawatiran bahwa jumlah serangan terhadap rumah pengungsi bisa meningkat secara signifikan karena lebih banyak pengungsi perang Ukraina dan pencari suaka dari negara lain memasuki Jerman.

Baca Juga

Angka tersebut juga secara statistik menunjukkan, bahwa setidaknya dua pencari suaka per hari menjadi korban serangan di Jerman. Sekitar satu dari lima pelanggaran melibatkan serangan fisik, seperti melukai tubuh.

Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser dikutip Anadolu Agency, mengutuk serangan yang meningkat di rumah-rumah pengungsi. Dia berjanji untuk melakukan segalanya untuk melindungi pengungsi.

"Yang lagi penting bagi saya ketika menyangkut keselamatan semua pengungsi di Jerman adalah bahwa kami memperjelas bahwa kami mengutuk keras setiap serangan terhadap rumah-rumah pengungsi dan melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi para pengungsi, itulah sebabnya kami mengambil tindakan tegas sangat erat," kata Faeser saat konferensi pers di Berlin. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement