REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol akan menghadiri pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada pekan depan di Bali. Hal ini dikonfirmasi penasihat keamanan nasional Yoon, Kim Sung-han pada Rabu (9/11/2022) yang juga mengkonfirmasi kehadiran Yoon pada KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja.
Dikutip Korea Herald, Presiden Yoon akan berangkat ke Phnom Penh, Kamboja, pada Jumat (11/11/2022) untuk menghadiri KTT ASEAN kemudian berangkat ke Bali, Indonesia pada Senin untuk bergabung dengan KTT G20. Ini perjalanan pertamanya ke Asia Tenggara sejak menjabat.
Yoon akan menghadiri KTT ASEAN untuk mempresentasikan strategi baru Indo-Pasifik dan kebijakan ASEAN bagi pemerintahnya, yang disebut inisiatif solidaritas Korea-ASEAN. Ia juga menghadiri pertemuan ASEAN Plus Three esoknya dengan anggota ASEAN, Jepang dan Cina.
Pada Ahad (13/11/2022), Presiden Korea menghadiri KTT Asia Timur yang dihadiri oleh 10 negara ASEAN bersama dengan Korea Selatan, Australia, Cina, India, Jepang, Selandia Baru, Rusia dan Amerika Serikat. "KTT Asia Timur adalah forum strategis untuk membahas masalah keamanan regional dan internasional utama di tingkat puncak,” kata Kim.
"Presiden Yoon akan menjelaskan posisi dasar kami pada isu-isu regional dan internasional dan menekankan kesediaan Korea untuk berkontribusi secara aktif untuk kebebasan, perdamaian dan kemakmuran," imbuhnya.
Korsel juga tengah mengatur kemungkinan pertemuan puncak bilateral antara Yoon dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden serta pertemuan puncak trilateral yang melibatkan Amerika Serikat dan Jepang di sela-sela KTT tersebut. "Kami masih tengah mengatur pertemuan puncak dengan negara-negara kunci pada kesempatan menghadiri pertemuan ASEAN dan G20," ujar Kim.
Namun pertemuan tatap muka bilateral dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida masih belum diputuskan. Pertemuan langsung terakhir antara Yoon dan Kishida terjadi pada September. Kedua pemimpin sepakat perlunya memperbaiki hubungan yang dirundung perselisihan sejarah.
Yoon, yang menjabat pada Mei, sangat ingin meningkatkan hubungan dengan Tokyo pada saat kedua negara menghadapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang terus berkembang. Pertemuan pemimpin kedua negara di New York di sela-sela Sidang Umum PBB, adalah yang pertama antara para pemimpin kedua negara sejak 2019.