REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Rabu (9/11/2022), berniat mencalonkan diri kembali dalam pemilihan presiden 2024. Keputusan akhir baru akan resmi diambil pada pada awal tahun depan.
"Niat kami adalah mencalonkan diri lagi, itulah niat kami," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih, istrinya Jill duduk di dekatnya.
Sosok yang genap berusia 80 tahun bulan ini menghadapi pertanyaan apakah dia akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua. Seorang penasihat Biden mengatakan diskusi persiapan untuk kampanye 2024 sedang berlangsung.
"Ini pada akhirnya adalah keputusan keluarga," ujar Biden.
Biden mengatakan, keluarganya ingin dia mencalonkan diri kembali dan dia merasa tidak perlu terburu-buru dalam membuat keputusan akhir. Dia menyatakan akan melakukannya tidak terkait dengan pengumuman apa pun dari mantan Presiden Partai Republik Donald Trump yang diperkirakan akan mencalonkan diri juga pada pemilihan presiden berikutnya.
Presiden telah menghabiskan dua tahun pertamanya untuk memperingatkan ancaman terhadap demokrasi setelah pendukung Trump menyerbu Gedung Kongres AS pada 6 Januari 2021. Dia pun menggarisbawahi argumen itu di hari-hari terakhir pemilihan paruh waktu.
Ketika ditanya bagaimana para pemimpin dunia lainnya harus melihat momen ini untuk AS dengan Trump berpotensi mencalonkan diri lagi, menurut Biden, jawabannya adalah memastikan Trump tidak pernah kembali berkuasa.
"Kami hanya perlu menunjukkan bahwa dia tidak akan mengambil alih kekuasaan jika dia mencalonkan diri, memastikan dia di bawah upaya sah Konstitusi kita tidak menjadi presiden berikutnya lagi," katanya.
Trump telah mengkritik kebijakan Biden dengan tajam dan mengatakan akan membuat pengumuman tentang rencananya pekan depan. Trump memiliki pesaing berat, yaitu Gubernur Florida Ron DeSantis untuk nominasi Partai Republik dalam penetapan calon presiden. Menanggapi itu, Biden mengatakan, akan menyenangkan menyaksikan mereka saling berhadapan.
Pernyataan optimis Biden dalam pencalonan mendatang yang kemungkinan akan berhadapan dengan Trump lagi muncul dari hasil pemungutan suara paruh waktu pada Selasa (8/11/2022). Pejabat Gedung Putih menyatakan pembenaran bahwa rekan-rekan Demokrat kubu Biden melakukan lebih baik dari yang diharapkan.
Dalam suasana riang mengobrol dengan wartawan selama hampir satu jam di Ruang Makan Negara Gedung Putih, Biden menyadari Partai Republik membuat keuntungan sederhana dalam pemilihan dan kemungkinan akan mengambil kendali House of Representatives. Namun, kendali Senat bergantung pada tiga putaran yang tetap terlalu dekat untuk diputuskan pada Rabu (9/11/2022) malam.
Gelombang merah atau pengambilalihan besar-besaran oleh Partai Republik tidak terjadi pada lembaga Senat. “Itu adalah hari yang baik, saya pikir, untuk demokrasi,” kata Biden.
Biden mengakui bahwa hasilnya menunjukkan warga AS frustrasi. Inflasi adalah topik besar bagi pemilih.
Biden memfokuskan kampanyenya sebagian besar untuk mencegah ancaman terhadap demokrasi AS, mengamankan hak aborsi, dan memuji kebijakan ekonominya. Partai Republik diharapkan mencoba membatalkan beberapa kebijakan itu dan mencegahnya mencapai tujuan lebih lanjut.
Meski memiliki agenda yang cukup bertentangan, Biden menyatakan siap untuk bekerja dengan Partai Republik. "Rakyat Amerika telah menjelaskan, saya pikir, bahwa mereka mengharapkan Partai Republik siap untuk bekerja dengan saya juga," katanya.
Biden akan berbicara dengan pemimpin Partai Republik di House Kevin McCarthy pada pekan depan ketika Biden kembali dari perjalanan tur Asia. Dia juga akan mengundang para pemimpin Demokrat dan Republik ke Gedung Putih untuk membahas prioritas ke depan.