Jumat 11 Nov 2022 16:20 WIB

Gara-Gara Berbayar, Banyak Akun Centang Biru Sebarkan Hoaks di Twitter

Penguna bisa mendapatkan centang biru jika bergabung Twitter Blue yang berbayar.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Twitter
Twitter

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kebijakan Twitter soal langganan berbayar Twitter Blue yang digagas oleh pemilik baru Elon Musk, berdampak signifikan pada platform. Selain kritik, kebijakan tersebut memberi keuntungan bagi mereka yang mencari uang dalam menyebarkan berita bohong (fake news).

Dikutip Mashable, Jumat (11/11/2022), langganan Twitter Blue yang baru seharga 8 dolar AS atau Rp 125 ribu per bulan dilengkapi dengan tanda centang biru, yang mirip dengan akun selebriti atau jurnalis. Namun, satu perbedaan yang terlihat adalah jika Anda mengklik lencana, itu akan memberi tahu Anda apakah tanda centang biru diberikan kepada orang terkenal atau mereka yang merupakan pelanggan Twitter Blue. Jika dilihat sepintas, itu akan terlihat sama persis.

Baca Juga

Kebijakan baru ini membuat sejumlah orang mulai mengunggah berita bohong. Salah satu yang terdampak dalam dunia olahraga.

Taktik yang paling umum dilakukan adalah membuat rumor tentang seorang pemain yang meninggalkan tim. Terutama ada pemain basket LeBron James palsu yang menuntut pertukaran dari tim Lakers.

Seiring berjalannya waktu, beberapa akun ditangguhkan. Selain penyebaran berita palsu, ada juga beberapa akun yang berpura-pura menjadi orang lain. Misal, akun yang berpura-pura menjadi Nintendo yang mengunggah gambar Mario sedang berpose tidak senonoh, menunjukkan jari tengah. Sejauh ini, berita bohong tampaknya sebagian besar terbatas pada dunia olahraga atau budaya pop yang relatif tidak berbahaya.

Peningkatan akun yang menyebarkan berita bohong muncul di tengah laporan Musk yang memperingatkan karyawannya bahwa perusahaan dapat menghadapi kebangkrutan. Musk mengatakan kepada karyawannya, pada tahun depan, perusahaan bisa saja kehilangan miliaran dolar AS.

Kondisi itu tentunya tergantung pada tingkat keparahan penurunan ekonomi. Selain itu, Musk juga mengatakan perusahaan dapat menghadapi kebangkrutan jika tidak menemukan cara untuk menghasilkan pendapat dalam waktu dekat.

Akhir-akhir ini, Musk membalas pengguna yang mengkritik tentang kebijakan terbaru akun centang biru. Musk meminta kepada mereka bayaran 8 dolar AS atau sekitar Rp 125 ribu. Tampaknya, permintaan Musk soal biaya tambahan 8 dolar AS sama sekali bukan lelucon dan perusahaan sangat membutuhkan uang.

Dilansir Neowin, sejak pengambilalihan Twitter oleh miliader Elon Musk, perusahaan terus menerima banyak perubahan. Banyak pengguna yang memprotes sejumlah perubahan yang dibuat Musk. Ini menyebabkan tak sedikit dari tokoh publik dan merek meninggalkan platform. n meiliza laveda

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement