REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Seorang mantan pejabat Iran pada Kamis (10/11/2022) melayangkan ancaman kepada warga Iran penentang rezim yang mengunjungi Qatar untuk menyaksikan Piala Dunia 2022.
Mantan pejabat Kementerian Kesehatan, Alireza Vahabzadeh, mengancam mereka dengan penculikan.
“Para pengubah rezim yang terhormat, siapa di antara Anda yang akan mengunjungi Qatar?," ujar Vahabzadeh, di Twitter, menggunakan tagar "Zam."
Dilaporkan Alarabiya, tagar tersebut merujuk pada jurnalis Iran yang berbasis di Prancis, Ruhollah Zam. Dia diculik di Irak pada 2019 dan dieksekusi di Iran setahun kemudian.
Ancaman yang diungkapkan Vahabzadeh muncul di tengah aksi protes anti-rezim yang meluas di Iran. Aksi protes nasional terjadi sejak kematian Mahsa Amini (22 tahun) dalam tahanan polisi pada 16 September 2022 lalu.
Amini ditangkap dan ditahan polisi moral Iran karena diduga tidak memakai pakaian dan jilbab sesuai aturan negara.
Iran menargetkan jurnalis dan pembangkang di luar negeri dalam beberapa tahun terakhir, terutama di negara-negara tetangga.
Awal pekan ini, saluran berita Iran International yang berbasis di Inggris mengatakan, mereka terkejut dan sangat prihatin dengan ancaman dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran terhadap jurnalisnya di London.
“Dua jurnalis Inggris-Iran dalam beberapa hari terakhir telah menerima ancaman. Polisi Metropolitan secara resmi menginformasikan kepada kedua jurnalis itu bahwa ancaman ini sangat signifikan bagi kehidupan mereka dan keluarga mereka," kata Iran International dalam sebuah pernyataan.
Pada 2020, Iran menculik dua pembangkang yaitu Jamshid Sharmahd dan Habib Chaab. Keduanya saat ini berada di penjara Iran dan dapat menghadapi hukuman eksekusi.
Piala Dunia dimulai di Qatar pada 20 November. Iran ditempatkan di Grup B, bersama dengan Inggris, Amerika Serikat, dan Wales.