REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Walt Disney berencana untuk setop merekrut pekerja baru dan bakal memecat beberapa karyawannya. Menurut memo pada Jumat (11/11/2022) hal ini disebabkan oleh anjloknya pendapatan perusahaan.
Chief Executive Bob Chapek mengungkapkan Disney berusaha untuk memindahkan layanan streaming Disney+ ke profitabilitas dengan latar belakang ketidakpastian ekonomi. Menurutnya perusahaan tersebut melembagakan pembekuan perekrutan yang ditargetkan dan mengantisipasi beberapa pengurangan staf kecil sebab akan mengelola biaya.
"Sementara faktor ekonomi makro tertentu berada di luar kendali kami, memenuhi tujuan ini mengharuskan kami semua untuk terus melakukan bagian kami untuk mengelola hal-hal yang dapat kami kendalikan terutama, biaya kami," tulis Chapek dalam memo itu kepada para pemimpin Disney.
Langkah tersebut terjadi setelah Disney meleset dari perkiraan Wall Street untuk pendapatan kuartalan pada Selasa lalu. Raksasa hiburan itu mengalami lebih banyak kerugian saat beralih ke video streaming, yang disebutnya sebagai bisnis direct-to-consumer (DTC). Saham perusahaan turun lebih dari 13 persen pada Rabu menyusul hasilnya.
Disney mengatakan layanan yang tumbuh cepat itu menambah 12 juta pelanggan pada kuartal keempat fiskalnya tetapi melaporkan kerugian operasional hampir 1,5 miliar dolar AS. Perusahaan mengatakan Disney + akan menjadi menguntungkan pada fiskal 2024, dengan kerugian mencapai puncaknya pada kuartal tersebut.
Layanan streaming ini dikenal dengan serial aslinya termasuk entri "Star Wars" "The Mandalorian," "Andor" dan "Obi-Wan Kenobi," entri Marvel "WandaVision," "Hawkeye" dan "She-Hulk: Attorney at Law ," dan pusat konten untuk film Disney, Pixar, Marvel, dan "Star Wars".